Nasional

Makna Ukhuwah menurut Prof Quraish Shihab: Mencakup Seluruh Makhluk Tuhan yang Seudara

Sel, 5 Maret 2024 | 22:00 WIB

Makna Ukhuwah menurut Prof Quraish Shihab: Mencakup Seluruh Makhluk Tuhan yang Seudara

Prof M Quraish Shihab. (Foto: dok. NU Online)

Jakarta, NU Online

Cendekiawan Muslim Indonesia Prof M Quraish Shihab menjelaskan makna ukhuwah atau persaudaraan. Menurutnya, ukhuwah tidak hanya terbatas pada hubungan antarmanusia, tetapi juga mencakup seluruh makhluk ciptaan Tuhan. 


Menurutnya, ukhuwah dari segi bahasa berarti persamaan. Semakin banyak persamaan semakin kukuh persaudaraan.


"Saudara itu dari bahasa Sansekerta sa-udara atau saudara artinya serahim. Kemudian berkembang maknanya sebagaimana perkembangan bahasa. Jadi, ada persamaan," ungkap Prof Quraish dalam Dialog Kebangsaan Merawat Ukhuwah Kebangsaan Menjaga Persatuan Indonesia, Senin (4/3/2024).


Ia melihat, ukhuwah tidak hanya terjadi antarmanusia, tetapi juga melibatkan hubungan antara manusia dengan alam sekitar dan seluruh ciptaan Tuhan. 


Dalam konteks ini, Prof Quraish meyakini bahwa saudara mencakup makna seudara yang berarti semua makhluk di muka bumi adalah saudara.


"Saya memperoleh kesan bahwa saudara itu adalah yang seudara dengan anda. Seudara (satu udara). Binatang itu saudara kita sama dengan kita. Tidak ada satu burung yang terbang di udara kecuali sama dengan kamu," terangnya.


"Jadi, siapa pun yang seudara dengan anda adalah saudara anda. Binatang saudara kita, tumbuhan saudara kita. Bahkan dalam ajaran Al-Qur'an, batu pun bisa menjadi saudara kita. Gunung itu mencintai kita "hidup". Semua saudara kita, apalagi karena itu bertingkat-tingkat persaudaraan itu salah satu di antaranya adalah saudara sebangsa," paparnya.


Bagi Prof Quraish, persaudaraan sebangsa bukan hanya berkaitan dengan faktor sejarah atau budaya, tetapi juga mencakup cita-cita bersama sebagai bangsa. Sebab sebagai bangsa, Indonesia kaya akan persamaan. 


"Persaudaraan itu dimulai dari 'jangan'. Merawat lebih penting dari mengobati. Kalau dalam tuntunan agama itu 'jangan', 'jangan', 'jangan'. Jangan satu kaum menghina kaum yang lain," katanya. 


Lebih lanjut, Prof Quraish menjelaskan bahwa menjaga ukhuwah juga berarti melihat orang lain sebagai bagian dari diri sendiri. Menurutnya, menjaga ukhuwah mencakup sikap menahan amarah, memaafkan, dan berbuat baik kepada orang yang bersalah.


Melalui pemahaman yang mendalam tentang ukhuwah dan persaudaraan dalam perspektif tersebut, masyarakat diharapkan dapat memelihara persatuan, kesatuan, dan keharmonisan dalam bingkai bangsa yang beragam.


"Puncak persaudaraan itu memandang orang lain adalah diri anda. Memandang orang lain adalah diri anda. Karena itu jika terjadi selisih, Al-Qur'an mengatakan menahan amarah. Lebih tinggi lagi apa? Memaafkan. Bukankah dia juga manusia seperti anda? Bukankah kalau anda bersalah mau dimaafkan? Lebih tinggi lagi, berbuat baik kepada orang yang bersalah. Itulah cara merawat ukhuwah," pungkasnya.