Nasional

Melalui Forum R20, Ketum PBNU Dorong Upaya Perdamaian ke Tingkat Global

Kam, 13 Oktober 2022 | 09:45 WIB

Melalui Forum R20, Ketum PBNU Dorong Upaya Perdamaian ke Tingkat Global

Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf dalam Editorial Meeting di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164 Jakarta, Rabu (12/10/2022). (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Problem intoleransi di Indonesia masih kerap menghantui umat beragama. Dari tahun ke tahun, kasus intoleransi bermunculan, mulai dari upaya merongrong dasar negara Pancasila, penolakan pembangunan tempat ibadah, diskriminasi SARA, dan kasus-kasus lainnya.


Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf mengakui memang terjadi hal-hal serupa dalam perkembangan zaman. Namun, hal itu tidak berarti menghentikan upaya untuk mengampanyekan perdamaian di tingkat global.

 

Justru, kata Gus Yahya, Indonesia harus berperan aktif dalam kampanye tersebut. Terutama upaya-upaya perdamaian di dalam negeri secara terus-menerus.


“Di samping tentu melakukan upaya dalam negeri, kita juga harus bergulat secara internasional,” kata Gus Yahya itu dalam Editorial Meeting di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164 Jakarta, Rabu (12/10/2022).


Sebab, terangnya, masalah-masalah serupa memang akan terjadi lagi di kemudian hari sehingga energinya akan terbuang percuma jika hanya fokus pada ranah domestik saja. Karenanya, persoalan domestik ini juga perlu dibawa ke tingkat internasional. Hal ini mengingat masalah serupa tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di India, di Eropa, dan di banyak negara lainnya.


“Memang ada masalah di mana-mana. Makanya ada tema truth telling. Kita ingin mengajak ke masa depan bersama. Kita tidak bisa terus-terusan begini. Mereka sekarang bersikap diskriminatif terhadap minoritas. Mereka mencari pembenaran dari grevances masa lalu,” katanya.


Oleh karena itu, PBNU menggelar forum agama G20 yang disebut Religion Twenty atau R20. Forum ini dibuat dalam rangka menciptakan perdamaian dan kehidupan yang harmoni di tingkat global.

 

Gus Yahya mengajak tokoh-tokoh agama dunia untuk bersama-sama mengatasi problem yang sama dan saling mengungkap kebenaran dan berbicara secara jujur mengenai masalah yang dialami masing-masing dalam forum tersebut.


“Sebab kalau tidak (berbicara bersama), tidak ada penyelesaian,” ujar Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah itu.


Gus Yahya menyampaikan bahwa masalah-masalah tersebut terkadang memang ada yang sengaja dikirim dari luar atau dinamika global, di samping juga karena hubungan yang semakin dekat antarkawasan dunia. Selain itu, sebagian lagi juga karena dampak dari politisasi dan polarisasi di wilayah domestik. Karenanya, ia juga menegaskan bahwa tidak boleh ada diskriminasi. 


Oleh karena itu, Gus Yahya menegaskan bahwa sekarang sudah saatnya tidak berpikir alasan untuk marah atau benci terhadap kelompok lain. Sebaliknya, justru antarumat beragama dan berbangsa harus bisa saling menjaga perdamaian satu sama lain.


Pewarta: Syakir NF

Editor: Fathoni Ahmad