Nasional FORUM R20

R20 Forum Agama yang Digelar Berkelanjutan untuk Mengatasi Masalah Global

Kam, 25 Agustus 2022 | 20:30 WIB

R20 Forum Agama yang Digelar Berkelanjutan untuk Mengatasi Masalah Global

R20 merupakan forum bersama tokoh agama untuk mengatasi masalah global yang kompleks.

Jakarta, NU Online

Ketua Panitia Pelaksana Forum Religion of Twenty (R20) Ahmad Suaedy mengungkapkan bahwa dialog dalam forum tersebut hanyalah satu dimensi. Hal yang inti adalah keberlanjutan gerakan untuk mengatasi problem global.


"R20 akan membentuk gerakan bersama-sama antaragama. Dialog itu hanya salah satu dimensi. Yang penting adalah gerakan instrospeksi diri dan menyelesaikan masalah langsung. Termasuk problem ekonomi, rekoveri dari situasi akibat Covid-19," katanya kepada NU Online pada Selasa (23/8/2022).


Sebab, jelas Suaedy, tidak mungkin masalah global yang demikian besar selesai dengan sekali pertemuan saja. Karenanya, Forum R20 merupakan pertemuan awalan dari rencana-rencana berikutnya.


"Karena ini gerakan, jadi harus suistanable (berkelanjutan)," ujar Dekan Fakultas Islam Nusantara, Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Jakarta itu.


Suaedy menegaskan, bahwa pertemuan pada Forum R20 bukan hanya seminar, tetapi membangun konsensus antara agama-agama yang berorientasi penyelesaian masalah. "R20 mendorong adanya konsensus karena penyelesaian masalah tidak hanya sekali," ujarnya.


Ia meyakini, bahwa gerakan ini tidak berhenti di tataran atas meliputi tokoh-tokoh. Justru mereka akan memengaruhi umatnya untuk mengikuti gerakan yang sama. "Yang melakukan konsensus ini kan pemimpin agama. Maka itu akan diikuti oleh umatnya," katanya.


Oleh karena itu, kemungkinan tahun depan akan ada lagi R20 dengan topik yang lebih tajam. "Kita ingin berbicara dengan para peserta utama tentang suistanbilitas gerakan ini. Dan topik apa dan di mana," kata Sekretaris Lembaga Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPT NU) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu.


Inisiator arus baru

Suaedy menjelaskan, bahwa NU selama ini dalam diskursus akademik dideskreditkan sebagai organisasi tradisional.


"NU ini berbasis Aswaja (Ahlussunnah wal Jamaah) yang dalam diskursus akademik disebut sebagai tradisional. Seolah-olah tradisional tidak bisa mengadaptasi kemodernan," katanya kepada NU Online pada Selasa (23/8/2022).


Melalui Forum Religion of Twenty (R20) NU hadir sebagai bagian dari perjuangan gerakan global. Suaedy meyakini, NU akan termainstreaming di gerakan global.


"NU ini menunjukkan bahwa Aswaja yang di masa lalu dideskreditkan tradisional, kini akan menjadi bagian dari agama-agama dunia, aliran lain dalam Islam untuk ikut dalam proses instrospeksi dan penyelesaian problem," katanya 


Bukan sekadar mengikuti arus, NU justru bakal hadir sebagai pembawa arus utama dalam perubahan agama di tingkat global. "Bahkan inisiator arus baru peran agama dalam ruang publik," tegasnya.


Pewarta: Syakir NF


Editor: Alhafiz Kurniawan