Nasional

Membanggakan, Kajian Keislaman Kian Diminati Kalangan Muda 

Rab, 16 Oktober 2019 | 00:30 WIB

Membanggakan, Kajian Keislaman Kian Diminati Kalangan Muda 

Peserta Borneo Undergraduate Academic Forum (BUAF) di IAIN Samarinda. (Foto: NU Online/Imam Kusnin Ahmad)

Samarinda, NU Online
Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) se-Kalimantan menggelar Borneo Undergraduate Academic Forum (BUAF). Ini merupakan kegiatan keempat  dan dipusatkan di IAIN Samarinda, Kalimantan Timur sejak Ahad hingga Selasa (13-15/10).
 
Rektor IAIN Samarinda, Ilyasin mengatakan Borneo Undergraduate Academic Forum menjadi momentum para mahasiswa mengasah daya intelektualnya melalui karya yang telah ditulis.
 
“Saya bangga dan memberikan apresiasi yang tinggi kepada mahasiswa PTKIN tidak hanya se-Kalimantan, tetapi juga berapa kampus PTKIN lain di wilayah Indonesia yang telah mengambil bagian dalam forum akademis ini,” kata Ilyasin, Selasa (15/10).
 
Dirinya menuturkan meskipun BUAF diselenggarakan sebagai forum akademik tingkat regional PTKIN se-Kalimantan, tetapi kualitas penyelenggaraan tidak kalah dengan forum ilmiah di tingkat nasional bahkan internasional. 
 
“Pembicara tamu yang hadir rata-rata bertaraf internasional dan tema yang diangkat merupakan tema yang mencerminkan kepedulian global dan tantangan kekinian,” ungkapnya.
 
Forum akademik bergengsi ini dihadiri sejumlah intelektual ternama, seperti Nyi Nyi Kyaw, the Institut of Shoutheast Asian Studies Yusof Ishaq Institut Singapura, Mujiburrohman, selaku Rektor UIN Antasari Banjarmasin,
 
Juga hadir Nurhaidi sebagai Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga dan Ruchman Basori Kasubdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan mewakili Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama.
 
Tampil sebagai keynote space Nurhaidi yang juga Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogjakarta dengan membawakan tema Kajian Keislaman Kontemporer dan Tantangan Globalisasi di Era Millenial
 
Menurutnya, saat ini kajian keislaman semakin menarik dan diminati banyak kalangan, termasuk kaum muda di Indonesia.
 
“BUAF ini sangat menarik dan penting untuk kalangan mahasiswa yang rata-rata di usia milenial dan saya sangat apresiatif digelarnya forum ini,” kata Nirhaidi.
 
Dilihat dari perkembangan buku-buku keislaman yang muncul lanjut Nurhaidi, kini dapat dipetakan menjadi lima, yaitu wacana tentang jihadis, ikhwanul muslimin, salafi dan muslim kontemporer. 
 
Sementara itu Ruchman Basori Kasubdit Sarpras dan Kemahasiswaan mewakili Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam mengatakan kegiatan sangat strategis untuk ajang bagi mahasiswa peduli pada masalah keagamaan, sosial dan kebangsaan. 
 
“Ini merupakan langkah konkrit menyegarkan pemikiran Islam di tengah lesunya gairah keilmuan karena didominasi semangat post truts,” katanya.
 
Abzar selaku ketua panitia yang juga Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja sama mengatakan animomahasiswa PTKIN untuk mengikuti kegiatan ini cukup tinggi. Hal tersebut dibuktikan dengan hadirnya ratusan peserta yang ikut ambil bagian bahkan dari PTKIN di luar kalimantan.
 
 Abzar juga melaporkan sejumlah tema penting yang diangkat mahasiswa meliputi Islam dan revolusi industri 4.0; pendidikan Islam dan Muslim milenial,  Quran, hadits dan penafsiran kontemporer.
 
Demikian pula hukum/hukum Islam dan HAM, ekonomi Islam, perdagangan bebas dan MEA, Islamisme populer dakwah dan media, politik, demokrasi dan gerakan keagamaan trans-nasional.
 
Termasuk sains dan teknologi di pergururuan tinggi Islam, pariwisata halal/kajian halal, filsafat, seni budaya dan tradisi Muslim kontemporer.
 
 
Pewarta: Imam Kusnin Ahmad
Editor: Ibnu Nawawi