āBanyak naskah kuno yang masih bertebaran di berbagai wilayah yang belum terbuka,ā ujar Adib Misbahul Islam, filolog Islam Nusantara, saat menjadi narasumber pada Studium General dengan tema Menemukan dan Menyusun Peta Peradaban Islam Nusantara di Aula Lantai 4 Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Jakarta, Jalan Taman Amir Hamzah, Pegangsaan, Jakarta Pusat, Jumat (13/9).
Adib mengaku sering terlibat untuk mencari naskah-naskah kuno di berbagai wilayah di Nusantara. Selain di kesultanan dan lembaga pendidikan seperti pesantren, naskah kuno juga banyak terdapat di tangan individu masyarakat.
āYang masih di tangan masyarakat individu masih banyak. Dari Aceh, Kalimantan, Sulawesi selalu ada,ā ungkapnya.
Pengajar di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta itu juga menerangkan bahwa naskah-naskah bisa ditemukan di wilayah yang dahulu terdapat pusat kekuasaan politik dan pusat pendidikan keagamaan.
āAda pusat-pusat pernaskahan ada di pusat kekuasaan politik dalam hal ini kerajaan kesultanan dan pusat keagamaan dalam hal ini pesantren,ā ujarnya.
Setelah naskah-naskah tersebut ditemukan, lanjutnya, harus dikaji secara mendalam dan membuat konstruksi sosial baru dari kajian tersebut. āMenyusun kembali dalam arti merekonstruksi sejarah sosial dari sekian manuskrip isinya sangat beragam,ā katanya.
Ia mencontohkan saat berkunjung ke sebuah masjid peninggalan Kiai Nawawi Magetan, seorang ulama yang juga menjadi pasukan Diponegoro. Di situ, katanya, ditemukan berbagai kitab dari berbagai fan ilmu, seperti Tafsir Jalalain dari tafsir, Ummul Barahin dari tauhid, Muqaddimah al-Hadramiyah dari fiqihnya, dan sebagainya.
āKalau kerja yang melakukan banyak semakin banyak kita terbitkan semakin banyak yang bisa kita rekonstruksi,ā pungkasnya.
Menyambung Adib, Zainul Milal Bizawie, sejarahwan Islam Nusantara, juga menjelaskan bahwa naskah-naskah tersebut jangan hanya dikaji secara teksnya saja, melainkan juga harus diketahui konteksnya seperti apa. āKalau dia akan meneliti teksnya saja tanpa tahu konteksnya itu akan beda, kesimpulannya akan salah,ā kata penulis buku Masterpiece Islam Nusantara itu.
Kegiatan yang dipandu oleh pengajar Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Jakarta Ulil Abshar Hadrawi itu diikuti oleh seluruh mahasiswa Fakultas Islam Nusantara Unusia. Hadir pula mahasiswa Unusia dari fakultas dan program studi lainnya.
Pewarta: Syakir NF
Terpopuler
1
Hasil Sidang Sengketa Pilpres 2024: Seluruh Permohonan Anies-Muhaimin Ditolak MK
2
Ini Profil Delapan Hakim MK yang Putuskan Sengketa Pilpres 2024
3
Apa Itu Dissenting Opinion dan Siapa Saja Hakim yang Pernah Melakukannya?
4
Sidang Putusan MK, Berikut Petitum Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud
5
Lolos Perempat Final Piala Asia U-23, Lawan Berat Menanti Timnas Indonesia
6
Terkait Hasil Pemilu, PBNU Serukan Patuhi Putusan Mahkamah Konstitusi
Terkini
Lihat Semua