Nasional

Mengenal Syekh Mahfudz, Ulama Internasional asal Tremas Pacitan Jatim

Sab, 9 April 2022 | 14:30 WIB

Mengenal Syekh Mahfudz, Ulama Internasional asal Tremas Pacitan Jatim

Ilustrasi ulama.

Jakarta, NU Online
Syekh Muhammad Mahfudz adalah seorang ulama kaliber internasional yang berasal dari pelosok Jawa Timur, yakni Desa Tremas di Kabupaten Pacitan. Karena daerah asalnya itu, ia dikenal dengan sebutan Syekh Mahfudz Tremas. Ia hidup di rentang masa antara tahun 1868 (lahir) dan wafat pada 1920. 


Pakar Filologi Khazanah Islam Nusantara, Ahmad Ginanjar Sya’ban, menyebutkan bahwa Syekh Mahfudz Tremas merupakan seorang putra dan cucu dari seorang ulama, bahkan dari kalangan keluarga bangsawan. 


“Kakeknya Syekh Mahfudz Tremas adalah seorang bangsawan, (bergelar) Ngabehi, yaitu Syekh Abdul Manan Dipamenggala. Ayahnya, Syekh Abdullah menikah dengan seorang putri dari keluarga Kesultanan Surakarta. Secara keluarga, Syekh Mahfudz ini perpaduan keulamaan dan kebangsawanan Jawa,” kata Ginanjar saat berdialog dalam acara sahur bersama, ditayangkan di kanal YouTube BKN PDI Perjuangan, Sabtu (9/4/2022) dini hari.


Syekh Mahfudz Tremas tumbuh dan besar di dalam lingkungan keilmuan keagamaan yang sangat kuat. Dasar-dasar ilmu keislaman didapatkannya dari kedua orang tua dan ulama-ulama di Tanah Jawa, salah satunya kepada KH Sholeh Darat Semarang.


Setelah itu, ia pergi ke Makkah untuk bermukim dan belajar di sana. Di tanah suci, Syekh Mahfudz bertemu dengan ulama besar di dunia Islam. Seiring berjalannya waktu, ia dipercaya dan mendapatkan lisensi untuk mengajar di Masjidil Haram Makkah.


“Beliau aktif dan berkarier di sana, banyak menulis karya di sana, sampai akhirnya wafat di sana,” ungkap Dosen Pascasarjana Fakultas Islam Nusantara (FIN) Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Jakarta itu. 


Murid-murid Syekh Mahfudz Tremas
Syekh Mahfudz Tremas memiliki murid-murid yang kemudian menjadi ulama besar, pejuang, dan pahlawan nasional. Di Jawa Timur, murid Syekh Mahfudz yang sangat masyhur adalah Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari dan KH Wahab Chasbullah. Sementara di Jawa Barat adalah KH Ahmad Sanusi dan KH Abdul Halim Majalengka. Semuanya adalah ulama sekaligus pahlawan nasional.


“Artinya, Syekh Mahfudz ini kontribusinya terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara jelas melalui murid-muridnya yang menjadi motor penggerak dari gerakan kebangkitan nasional, para pejuang kemerdekaan, dan pihak-pihak yang mempertahankan kemerdekaan NKRI,” ujar Ginanjar. 


Karya-karya Syekh Mahfudz Tremas
Lantaran keilmuannya yang diakui oleh ulama-ulama di Tanah Arab, Syekh Mahfudz menjadi guru besar ilmu-ilmu keislaman di Makkah. Di samping itu, ia menulis banyak karya dalam bahasa Arab di berbagai bidang keilmuan.


Di bidang hukum Islam, Syekh Mahfudz menulis kitab Hasyiyah Attarmasi setebal tujuh jilid. Kitab tersebut, hingga kini, dijadikan rujukan di banyak institusi keagamaan Islam di berbagai belahan dunia.


Kemudian pada bidang ilmu periwayatan hadits, Syekh Mahfudz menulis kitab Manhaj Dzawin Nadzar Syarah Mandzumah Ilmu Al-Atsar yang sampai saat ini tidak henti-hentinya dicetak dan dikaji di banyak negara. Sementara di bidang tafsir Al-Qur’an, Syekh Mahfudz menulis satu karya Fathul Khabir Syarah Miftahut Tafsir. 


Selain dikenal sebagai pakar hukum Islam, ilmu hadits, dan ushul fikih, Syekh Mahfudz dikenal sebagai pakar ilmu Qiraat Al-Qur’an. Ia menulis kitab Ghunyatut Thalabah Syarah ala Mandzumat at-Thayyibah fi Qiraatil Asyrah. Sampai sekarang, kitab tersebut dijadikan sebagai kitab acuan wajib kuliah di Fakultas Al-Qur’an Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. 


“Beliau seorang putra bangsa. Meskipun berasal dari pelosok, tetapi ilmu lah yang menjadikannya sebagai sosok yang memiliki inspirasi dan kontribusi, dan mengharumkan nama besar Indonesia di dalam keilmuan dunia Islam. Dibuktikan dengan karya-karya yang ditulis menjadi referensi, rujukan, bahkan menjadi kitab wajib kuliah di Universitas Al-Azhar. Itu orang Indonesia,” pungkas Ginanjar.


Dikutip dari Ensiklopedia NU, aktivitas Syekh Mahfudz Tremas di Hijaz (Makkah, Arab Saudi) berlangsung selama kurang lebih 42 tahun. Ia wafat pada 1920 setelah mengajarkan ilmu-ilmu keislaman, menulis kitab-kitab, serta mengajarkan ilmu suluk dan akhlak kepada banyak murid. 


Syekh Mahfudz Tremas dimakamkan di Pemakaman Ma’la, Makkah. Hingga kini, makamnya sering diziarahi orang-orang pesantren dari Indonesia bila berkunjung ke Hijaz. 


Penulis: Aru Lego Triono
Editor: Musthofa Asrori