Nasional

Milenial dan Pancasila, Kunci Indonesia Emas 2045 

Sab, 2 Oktober 2021 | 01:00 WIB

Jakarta, NU Online

Generasi milenial merupakan motor penggerak untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Mereka adalah objek utama yang diharapkan untuk terus dapat mengamalkan nilai luhur Pancasila sebagai falsafah bangsa, di tengah arus globalisasi. Hal ini disampaikan oleh Rektor Universitas Padjajaran, Prof Rina Indiastuti, pada sebuah diskusi beberapa waktu lalu.


Di era perkembangan teknologi yang pesat, menurut Senior Media dan Kampanye Wahid Foundation Siti Kholisoh, Pancasila memuat nilai-nilai universal yang tidak akan tergantikan oleh algoritma teknologi. Warga bangsa tetap perlu menerapkan Pancasila sebagai landasan hidup, yang juga berfungsi sebagai benang persatuan. 

 

Perempuan yang sempat menerima beasiswa Multifaith Women Leadership di Deakin University itu menjelaskan, sejatinya milenial adalah Pancasila itu sendiri. Generasi milenial dinilai memiliki karakteristik yang khas dan sama dengan nilai-nilai pancasila. Milenial, menurutnya, adalah generasi yang adaptif, begitu juga Pancasila yang mampu beradaptasi dengan segala perkembangan peradaban. 

 

"Milenial memiliki pemikiran yang terbuka, tidak gampang melakukan stigmatisasi bahkan judgment kepada hal, orang, atau kelompok yang berbeda dengan pemahaman yang dilakukan. Ini juga karakter Pancasila, yang selalu mengedepankan keterbukaan dan dialog," jelas Olis sapaan akrabnya kepada NU Online, Jumat (1/10/2021).

 

Kendati demikian, strategi penguatan dan implementasi nilai Pancasila pada seluruh lapisan masyarakat, terkhusus milenial perlu selalu dicanangkan. Pasalnya, Pancasila akan tetap gagah apabila setiap individu mampu mengamalkan nilai-nilainya sebagai landasan hidup berbangsa dan bernegara. Bukan hanya menjadi bacaan dan hafalan belaka.  

 

"Sederhana tapi barangkali perlu serius. Anak muda atau milenial harus terlibat dalam upaya membangun relasi sosial sehat, setara dan tidak merugikan. Dengan begitu, anak muda menjadi generasi yang matang, generasi yg matang adalah harapan bangsa," terang Magister Ilmu Hukum Universitas Indonesia tersebut. 

 

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia (RI), Nadiem Anwar Makarim pada Pidato Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2021 mengatakan bahwa Pancasila adalah titik berangkat sekaligus tujuan dari pembangunan yang kelak akan dilungsurkan kepada para pelajar Pancasila. 

 

Sebagai penerus estafet pembangunan, kemerdekaan anak-anak Indonesia untuk mengembangkan potensinya adalah kunci dari kebangkitan dan kemajuan bangsa. Upaya melahirkan generasi pelajar Pancasila yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, kreatif, dan bernalar kritis dapat dilakukan dengan memberikan kemerdekaan belajar. 

 

Melahirkan generasi pelajar Pancasila, menurutnya, dapat kembali menyelaraskan pembangunan baik sumber daya alam, maupun manusia. Hal ini dijelaskannya lantaran upaya pembangunan yang terlihat hari ini lebih berfokus pada hasil akhir yang cenderung mengesampingkan intergrasi sosial budaya dan pelestarian lingkungan. 

 

"Menyadari hal tersebut, inilah waktunya kita merancang keseimbangan baru yang mengedepankan kemajuan semua kelompok masyarakat dan memprioritaskan konservasi alam," terang Menteri kelahiran 4 Juli 1984 tersebut. 

 

Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Kendi Setiawan