Nasional

Mudik Dilarang, Warga: Lebaran Bareng Keluarga Tak Tergantikan

NU Online  ·  Jumat, 2 April 2021 | 13:15 WIB

Jakarta, NU Online

Pemerintah melalui Rapat Koordinasi tingkat menteri dan disepakati presiden  memutuskan untuk meniadakan mudik lebaran tahun 2021. Hal ini mendapat pertentangan dari berbagai pihak, khususnya para perantau.

 

Dodi Prabowo, pekerja swasta, mengaku berat mendengar keputusan itu. Pasalnya, ia bekerja di ibukota Jakarta, sedangkan istri dan dua anaknya tinggal di kampung. 

 

Jarak ratusan kilometer yang memisahkan Dodi dan keluarganya bukanlah jarak yang dekat. Teknologi yang semakin canggih baginya tidak dapat menggantikan hangatnya pertemuan langsung. Apalagi Idul Fitri, momen tahunan yang akan sangat berbeda karena kandungan sakralitasnya.

 

Dodi berharap keputusan tersebut dapat direvisi agar masyarakat Muslim dapat merayakan kemenangan Idul Fitri bersama keluarga.

 

"Entah bagaimana mekanismenya, pengennya dapat pulang kampung dan berlebaran dengan keluarga," ujarnya kepada NU Online pada Jumat (2/4).

 

Sementara itu, Hesti Khulailiyah merasa sedih dengan kebijakan tersebut. Pasalnya, tahun lalu juga ia tidak bisa pulang kampung ke Cirebon, Jawa Barat dari tempat tinggalnya saat ini di Demak, Jawa Tengah.

 

Namun, ia mengaku akan tetap mematuhi keputusan pemerintah demi kemaslahatan bersama, meski keinginan untuk dapat berlebaran dengan ibunda dan keluarga besarnya tetap ada.

 

"Sedih pasti. Tapi keputusan itu tentu berdasarkan banyak hal. Ada tim ahli agama dan tim ahli kesehatan. Sami'na wa ato'na aja," katanya.

 

Sebagaimana diketahui, larangan mudik yang ditetapkan pemerintah ini meliputi seluruh elemen masyarakat, termasuk para pegawai negeri.

 

"Tahun 2021 mudik ditiadakan, berlaku untuk ASN, TNI, Polri, karyawan BUMN, karyawan swasta, maupun pekerja mandiri dan juga seluruh masyarakat," kata Muhadjir di Jakarta pada Jumat (26/3). 

 

Pemerintah beralasan bahwa keputusan tersebut diambil sebagai upaya untuk memaksimalkan kondisi kesehatan masyarakat dan menekan angka yang terkonfirmasi positif virus Covid-19 dan menanggulanginya secara tegas mengingat tingginya angka kematian dan penularan setelah beberapa kali libur panjang. Hal itu tidak saja menimpa masyarakat, tetapi lebih khusus lagi adalah tenaga kesehatan.

 

"Sehingga, upaya vaksinasi yang sedang dilakukan bisa menghasilkan kondisi kesehatan yang semaksimal mungkin sesuai yang diharapkan," lanjutnya.

 

Pewarta: Syakir NF
Editor: Kendi Setiawan