Nasional

Muktamar Pemikiran NU Buka Ruang untuk Gambaran Masyarakat Ideal

Jum, 1 Desember 2023 | 22:30 WIB

Muktamar Pemikiran NU Buka Ruang untuk Gambaran Masyarakat Ideal

Ketua PBNU KH Ulil Abshar Abdalla saat berbicara pada Muktamar Pemikiran NU kedua di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Jumat (1/12/2023). (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ulil Abshar Abdalla mengungkapkan bahwa Muktamar Pemikiran NU tidak ada kaitannya dengan politik. Kegiatan ini dimaksudkan agar di ruang tidak hanya disesaki oleh politik, tetapi juga tema pemikiran tentang bayangan masyarakat yang ideal seperti apa. 


"Masyarakat yang kita bayangkan bukan untuk Nahdliyin saja, Muslim saja, tetapi dunia pada umumnya. Bentuk masyarakat yang ideal," katanya pada pembukaan Muktamar Pemikiran ke 2 NU 2023 dengan tema Imagining The Future Society di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta Timur, Jumat (1/12/2023).


Gus Ulil, sapaan akrabnya, menyampaikan bahwa pada tahun 1937, Ketua Umum PBNU saat itu KH Mahfudz Shiddiq sudah merumuskan konsep mabadi khoira ummah. Konsep ini menjadi titik awal bagi kader NU, intelektual NU, untuk mengimbangi, gambaran masyarakat ideal seperti apa.


Ia juga mengatakan, Muktamar Pemikiran NU di Jakarta merupakan kali kedua digelar. Muktamar Pemikiran NU pertama kali dilaksanakan di Situbondo. Saat itu, beberapa cendekiawan Indonesia hadir, salah satunya Nurcholish Madjid (Cak Nun).


"Ini disebut muktamar kedua, karena melanjutkan yang pertama di Situbondo, KH Fawaid Syamsul Arifin (Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyyah Syafi'iyah Situbondo) masih hidup. Di muktamar pertama Hadir, Nurcholish Madjid, dan beberapa tokoh yang lain. Itu terjadi 20 tahun lebih," jelasnya.


Sementara itu, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) Ahmad Zainul Hamdi mengungkapkan bahwa Muktamar Pemikiran NU akan menjadi event tahunan dari PTKI.


"Ketika sowan ke menteri agama, (Muktamar Pemikiran NU) dimandatkan menjadi event tahunan PTKI. Insyaallah tahun depan akan mengadakan kembali," ujarnya pada sambutan 


Ia menyampaikan bahwa ide untuk menyelenggarakan Muktamar Pemikiran NU kedua ketika Hari Santri 2023 di Surabaya. "Ketika di Hari Santri, kita bertiga duduk bersama, Mas Ulil, Mas Rumadi membayangkan kembali di mana seluruh aktivis NU. Maka terciptalah apa yang saat ini muktamar Pemikiran NU," jelasnya.


Ia menceritakan bahwa dirinya menjadi menjadi salah satu aktor Muktamar Pemikiran NU Pertama Tahun 2001 di Situbondo, Jawa Timur yang lalu.


Sementara itu, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menyampaikan bahwa masa depan bergerak lebih cepat dibandingkan dengan masa lalu, sehingga terasa lebih menekan. Maka dari itu, Muktamar Pemikiran NU menjadi konsen yang nyata untuk kalangan luas.


Lebih lanjut, ia menjelaskan jika berpikir tentang masa depan, ada satu realitas yang sederhana dan penting, yakni berhadapan dengan skala-skala dan unit-unit yang menjadi konsideran yang masuk dalam variabel yang besar sekali, tentang jumlah Nahdliyyin.


"Kalau dulu generasi ayah, kakek kita itu, 170 juta penduduk Indonesia, NU nya 15 persen. Sekarang 250 Juta dan orang yang mengaku NU, 56,6 persen, mengaku NU, 59,6. Itu saja sudah 160 an juta. Jadi skala pertimbangan menjadi besar sekali, mau tidak mau berpengaruh terhadap cara kita berpikir," ujarnya.