Nasional

Mustasyar NU Lampung: Hindari Saling Curiga, Hormati Agama Lain!

NU Online  ·  Jumat, 12 Agustus 2016 | 11:27 WIB

Pringsewu, NU Online
Agama mengajarkan agar penganutnya menanamkan pemahanan terhadap naskah suci melalui pendekatan kontekstual, bukan hanya pemahaman secara tekstual. Agama juga mengajarkan umatnya untuk bersikap inklusif serta toleran antara sesama umat beragama.

Selain itu, agama juga mengajarkan umatnya untuk menanamkan saling menerima keberadaan umat beragama lain dan saling mengerti kebutuhan umat beragama lain. Oleh karenanya perlu dihindari rasa curiga dengan mengembangkan forum dialog di lingkungan internal umat beragama, antarumat beragama, dan umat beragama dengan pemerintah.

Demikian disampaikan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang juga Mustasyar PWNU Lampung KH DR Khairuddin Tahmid saat menjadi pembicara pada Dialog Pelibatan Dai dan Tokoh Pendidikan dalam Pencegahan Paham Radikal-Terorisme yang dilaksanakan oleh Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Lampung di Hotel Balong Kuring Pringsewu, Kamis (11/8).

Apa yang disampaikan oleh Dosen Pasca Sarjana IAIN Raden Intan ini merupakan konsep dalam beragama yang dinamakan sebagai konsep tawasuthiyah atau moderat. Ia mengajak umat Islam untuk mengembangkan fikrah tawasuthiyah ini di tengah-tengah masyarakat agar radikalisme dan terorisme dapat dihilangkan.

Kiai Khairuddin, begitu ia biasa dipanggil, menjelaskan bahwa sikap tawasuth merupakan salah satu metode untuk melakukan dakwah inklusif sebagai model pencegahan radikalisme dan terorisme. Dakwah inklusif terbukti telah berhasil mencerahkan karena mengedepankan kearifan dalam berdakwah.

"Dakwah itu menyejukkan bukan menyalah-nyalahkan," tegas Kiai Khairuddin. (Muhammad Faizin/Mahbib)