Nasional

Ngopi, Cara Waliyullah Mengatasi Masalah

Sab, 24 Desember 2016 | 07:12 WIB

Jakarta, NU Online

Pengasuh Pondok Pesantren Al- Madinah, Cepoko, Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah Habib Umar Al-Muthohar berceramah pada puncak peringatan Haul Ke-7 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Jumat (23/12) malam di kediaman pribadi Presiden RI ke-4 tersebut, jalan Warung Silah Nomor 10, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Mengundang tawa dan memberi pencerahan, Habib Umar mengajak jamaah untuk tidak mengikuti orang yaknah (ra nggenah – Jawa yang berarti tidak jelas).

“Tapi ikutilah waliyullah, ulama, para kiai, para habib, jangan ikut-ikut orang yaknah!” kata dia.

Ia lalu menceritakan kisah KH Anwari Sirajd, waliyullah dari Payaman, Magelang, Jawa Tengah. Saat itu, sejumlah santri tengah membahas kenapa saat membaca kalimat tauhid la Ilaha Illallah  dengan menggeleng-nggelengkan kepala.

Para santri tersebut menurut Habib Umar sedang mencari-cari masalah atau bahtsul masail yang lengkapnya bahtsul al-masail al-diniyah yang berarti penelitian atau pembahasan masalah-masalah keagamaan.

“Santri-santri itu mencari-cari kitab yang menjelaskan dasar membaca tauhid dengan menggeleng-nggelengkan kepala. Tentu saja tidak ketemu-ketemu. Tak berapa lama, Mbah Siradj mampir dan minta dibuatkan kopi,” kata dia menjelaskan.

Segan terhadap ulama besar itu, para santri menghentikan bahtsul masail dan segera menyuguhkan kopi. Waliyullah tersebut lalu menikmati kopi dengan cara menyeruput.

“Nikmatnya, sambil menggeleng-nggelengkan kepala, begitu selama tiga kali kemudian pergi tanpa membantu santri yang sedang mencari landasan membaca kalimat tauhid dengan menggeleng-nggelengkan kepala,” kata dia lagi.

Sepeninggal Mbah Siradj, para santri gamang, melanjutkan pembahasan atau tidak. “Namun seorang santri menjawab tidak perlu diteruskan sehubungan waliyullah itu sudah mengurai persoalan mereka dengan cara santun dan sederhana, yakni menikmati kopi. Begitu cara waliyullah memberi penjelasan, bukan seperti orang-orang yaknah yang sering marah dan berteriak-teriak,” ujarnya disambut tepuk tangan jamaah. (Gatot Arifianto/Abdullah Alawi)