Nasional

Niat Puasa Senin

Ahad, 20 Agustus 2023 | 13:00 WIB

Jakarta, NU Online
Puasa adalah salah satu ibadah yang utama. Ia menempati posisi kedua setelah shalat. Di antara puasa yang dianjurkan adalah puasa yang dilakukan di setiap hari Senin.


Puasa ini dianjurkan karena Nabi Muhammad saw melaksanakan puasa tersebut. Di hari Senin itulah, Nabi Muhammad saw dilahirkan dan wafat. Di hari Senin itu juga, Nabi mendapatkan wahyu untuk kali pertamanya.


Setidaknya itulah yang menjadi alasan Nabi Muhammad saw senantiasa menjaga dirinya untuk selalu berpuasa di hari Senin. Hal itu ditegaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim berikut.

 
“Nabi ditanya soal puasa pada hari Senin, beliau menjawab, ‘Pada hari itu aku dilahirkan dan wahyu diturunkan kepadaku” (HR Muslim: 1162).


Sebagaimana puasa pada umumnya, waktu niat puasa Senin adalah pada malam hari, yakni sejak terbenamnya matahari sampai terbit fajar. Niat puasa Sunnah ini juga boleh dilakukan selepas Subuh hingga menjelang dzuhur jika memang malamnya belum membaca niat tersebut. Hal ini dengan syarat tidak atau belum melakukan sesuatu yang membatalkan puasa sejak fajar hingga niat tersebut.


Ustadz Muhammad Abror dalam tulisannya di NU Online berjudul Tata Cara Puasa Senin Kamis, Niat, Waktu, dan Keutamaannya menuliskan dua macam niat puasa di hari Senin.

 
1. Niat Pendek Puasa Senin
 


نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ الِاثْنَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
 
 

Nawaitu shauma yaumil itsnaini lillâhi ta‘âlâ.
 

Artinya: "Aku berniat puasa sunah hari Senin karena Allah ta‘âlâ."
 
 
Namun, karena puasa Senin-Kamis merupakan puasa sunnah, bagi orang yang lupa niat pada malam hari, boleh niat siang harinya, yakni dari pagi hari sampai sebelum tergelincirnya matahari (waktu zuhur), selagi ia belum melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa. Berikut adalah lafal niat ketika siang hari,
 

2. Niat Panjang Puasa Senin
 

نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ الِاثْنَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى


 
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnati yaumil itsnaini lillâhi ta‘âlâ.
 


Artinya: “Aku berniat puasa sunnah hari Senin ini karena Allah ta’ala.”