Nasional

Nilai Bencana Alam sebagai Azab Bisa Kerdilkan Empati

Sen, 13 Februari 2023 | 01:00 WIB

Nilai Bencana Alam sebagai Azab Bisa Kerdilkan Empati

Gempa yang mengguncang Cianjur pada Senin (21/11/2022) merobohkan banyak rumah warga, lembaga pendidikan, dan fasilitas sosial. (Foto ilustrasi: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Rais Syuriyah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Australia-Selandia Baru, Profesor Nadirsyah Hosen atau Gus Nadir menegaskan bahwa musibah bencana alam tidak bisa disamakan dengan azab atau hukuman dari Tuhan.


Hal ini ia sampaikan saat mengisi acara Peringatan Isra’ Miraj dan Doa Bersama untuk Korban Gempa bertajuk Perjalanan Muslim Indonesia dalam Memajukan Peradaban yang digagas PCINU Turki secara virtual melalui Zoom, Ahad (12/2/2022).


“Berbicara mengenai bencana alam, biasanya di media sosial ada yang menganggap bencana alam sebagai azab. Saya menolak sikap menghakimi dan menyalahkan korban,” ungkap Gus Nadir.


Baginya, menganggap kejadian bencana alam sebagai hukuman dari Tuhan, secara tidak langsung membuat respons semakin banyak korban yang jatuh akan semakin baik karena semakin banyak “pendosa” yang terkena azab.


Selain itu, menganggap bencana sebagai bentuk azab juga dikhawatirkan mengerdilkan empati seseorang.


“Kalau begitu, maka tidak perlu diantisipasi, padahal bencana gempa ini penduduknya seharusnya diberi penanganan dan edukasi. Tapi kalau dianggap azab, maka kita biarkan dan ini merupakan jebakan setan seolah kita lebih alim," jabar putra bungsu pendiri dan rektor pertama Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an (PTIQ) dan Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ), KH Ibrahim Hosen tersebut.


Padahal kita tidak pernah tahu dan itu bisa terjadi pada siapapun,” tambahnya.


Sikap menyakini musibah sebagai azab ditolaknya mentah-mentah, lantaran manusia sama sekali tidak berkemampuan menghakimi dosa atas seseorang.


“Karena kalau begitu, saya bertanya-tanya apa dosa besar yang dilakukan oleh warga di tempat kejadian bencana alam itu,” ujar pria kelahiran 8 Desember 1973 itu.


Pada kesempatan itu, ia juga menyampaikan ucapan duka cita atas kejadian bencana alam gempa bumi yang mengguncang Turki dan Suriah yang menelan puluhan ribu korban jiwa dan merusak banyak infrastruktur.


“Saya turut berduka cita atas musibah gempa Turki dan Suriah, ini musibah luar biasa yang tidak bisa dielakkan karena ini bencana alam,” tuturnya.


Berdasarkan laporan terbaru, jumlah korban tewas akibat gempa bumi di Turki dan Suriah telah mencapai 29.000 jiwa. Jumlah kematian di Turki naik menjadi 24.617 orang dan lebih dari 4.500 orang meninggal dunia. Sementara itu, evakuasi penyelamatan masih terus berlanjut, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera.


Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Muhammad Faizin