Nasional

Nyai Nurhayati Ungkap Keistimewaan Shalawat Nariyah saat Hadapi Pandemi

Jum, 23 Juli 2021 | 03:00 WIB

Nyai Nurhayati Ungkap Keistimewaan Shalawat Nariyah saat Hadapi Pandemi

Nyai Hj Nurhayati Said Aqil Siroj. (Foto: Istimewa)

Jakarta, NU Online
Ketua Pimpinan Pusat Muslimat NU, Nyai Hj Nurhayati Said Aqil Siroj mengungkapkan keistimewaan salah satu shalawat yang disenangi warga NU, shalawat Nariyah. Shalawat yang memiliki nama lain Tafrijiyah Qurthubiyah ini juga mempunyai segudang keutamaan, di antaranya pengusir kesedihan dan membuka kelapangan.

 

"Keutamaan lain membaca shalawat karangan Imam Ibrahim At-Tazy Al-Maghribi ini adalah agar segala hajat dimudahkan dan diijabah oleh Allah SWT," terang Nyai Nurhayati pada acara Pembacaan Shalawat Nariyah dan Doa untuk Keselamatan Bangsa dari Wabah bersama ibu-ibu Muslimat NU, Kamis (22/7) malam.

 

Ia mengatakan, pembacaan shalawat ini secara khusus diniatkan untuk keselamatan bangsa Indonesia yang kini sedang didera musibah wabah Covid-19. Shalawat yang dibaca sebanyak 4444 kali setiap malamnya ini diharapkan menjadi wasilah berakhirnya pandemi Covid-19 di Indonesia dan seluruh dunia.

 

"Insyaallah apa yang kita niatkan bersama di majelis virtual ini, Allah akan berikan keselamatan untuk diri kita, keluarga, organisasi, bangsa Indonesia dan seluruh umat di belahan dunia," kata Istri Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj ini.

 

Menurutnya, wabah corona yang sudah berlangsung hampir dua tahun ini, sejak dulu sudah ada dan pernah terjadi. Selain itu, wabah ini pun memiliki kecenderungan penyebaran dan penularan sangat masif hingga akhirnya World Health Organisation (WHO) menetapkan dan mengumumkan status pandemi Covid-19 pada seluruh negara.

 

"Penyebab pasti penyebaran yang masif dari Covid-19 dikarenakan proses penularan yang begitu cepat antar-perorangan. Oleh karena itu, kita semua tetap perlu berusaha untuk mencegah penyebarannya semakin meluas," tuturnya.

 

Disampaikannya, salah satu usaha untuk memutus mata rantai pandemi Covid-19 agar tidak semakin menyebar dan menulari banyak orang, setiap negara melakukan berbagai tindakan protokol seperti lockdown, social distancing (jaga jarak), Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), dan lainnya.

 

"Untuk mencegah penyebaran Covid-19, kegiatan-kegiatan yang menimbulkan kerumunan manusia dilarang demi mencegah kemudaratan. Hal ini senada dengan kaidah fiqh yang berbunyi dar'ul mafasid muqaddamunala jalbil mashalih (mencegah kemudaratan harus didahulukan daripada mendatangkan kemaslahatan)," ucap Nyai Nurhayati.

 

Ketua I PP Muslimat NU, Hj Sri Mulyati yang turut hadir dalam acara itu juga mengharapkan, dengan kontribusi warga NU yang mengadakan Nariyahan ini kiranya dapat mempercepat dikabulkannya doa oleh Allah SWT agar warga Indonesia dapat hidup dan berkegiatan secara normal kembali.

 

"Mudah-mudahan dengan wasilah acara ini Allah benar-benar akan mendengarkan dan mengabulkan segala permohonan yang disampaikan ikhlas dari lubuk hati paling dalam, sehingga Covid-19 cepat diangkat dari muka bumi ini," harap Sri Mulyati.

 

Ia juga mengingatkan seluruh jamaah yang hadir, selain berpegang teguh pada ikhtiar bathinyah, menghadapi Covid-19 juga harus diimbangi dengan ikhtiar lahiriyah, yakni taat pada setiap arahan para ahli kesehatan. Sebab, hingga kini tak sedikit kesedihan akibat wabah Covid-19, salah satunya wafatnya para alim ulama yang seolah tak berjeda.

 

"Kemarin saya baca sekitar 600 lebih ulama yang berpulang, maka dari itu mari kita doakan beliau-beliau yang telah berpulang diampuni dosanya dan diterima amal ibadahnya," imbuh guru besar bidang tasawuf UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.

 

Kontributor: Syifa Arrahmah 
Editor: Aiz Luthfi