Nasional

Pahlawan Hari Ini adalah Pengisi Konten Positif di Media Sosial

Sen, 11 November 2019 | 19:00 WIB

Pahlawan Hari Ini adalah Pengisi Konten Positif di Media Sosial

Idy Muzayyad (tengah) sedang berbicara dalam acara diskusi Refleksi Hari Pahlawan yang digelar oleh PP IPNU di Gedung PBNU Lantai 5, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Senin (11/11). (IPNU/Hafizul Pahmi Lubis)

Jakarta, NU Online
Begitu banyak konten negatif mengalir di media sosial. Hal tersebut tentu memberikan dampak negatif yang lebih besar bagi dunia nyata. Tak ayal, salah satu kepahlawanan hari ini adalah mengisi konten positif di media sosial sebagai bentuk konternarasi.

“Kita harus mengisi konten media secara lebih positif,” ujar Idy Muzayyad, Direktur Rahmatan lil Alamin Center, saat mengisi diskusi Refleksi Hari Pahlawan dengan tema Semangat Pahlawan Wujudkan SDM Unggul Masa Depan, di Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) lantai 5, Jalan Kramat Raya 164 Jakarta, Senin (11/11).

Pasalnya, dunia medsos ini tidak bisa dicegah, baik negatif maupun positif. Bahkan, katanya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) sekalipun tidak punya kekuatan mencegah konten negatif. Idy juga mengatakan negara maju sekalipun tidak berkemampuan melakukan hal tersebut.

“Maka yang bisa kita lakukan adalah kontestasi konten media. Maka sediakanlah konten media yang baik. Konten negatif akan terpinggirkan,” kata Ketua Umum Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) 2006-2009 itu.

Oleh karena itu, Idy mengingatkan perlunya menggerakkan literasi media agar masyarakat dapat lebih melek terhadap medsos sehingga tidak lagi dikendalikan oleh perkembangan teknologi tersebut, melainkan mengendalikannya. Sebab, lanjutnya, kebanyakan masyarakat saat ini memiliki kecanduan teramat tinggi terhadap ponsel sehingga seakan tidak hidup jika tanpanya.

“Kalau orang yang melek media tentu memilih menjadi pengendali. Orang yang di luar sana banyak yang malah dikendalikan. Sampai jadwal shalat apapun tergusur oleh jadwalnya beraktivitas menggunakan media. Jadwal shalat maghrib mundur bagi ibu penggemar sinetron sehingga jadwalnya menunggu sinetron habis, misalnya,” ujarnya.

Melengkapi Idy, Kepala Bidang Jejaring Pustekkom Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hasan Chabibie menyampaikan bahwa satu konten viral dapat memberikan perubahan signifikan. Bahkan teknologi memungkinkan individu melakukan perubahan tersebut.

Ia mencontohkan satu orang yang memotret satu jembatan putus penghubung siswa-siswa menuju sekolahnya dapat menggerakkan pemerintah untuk segera memperbaikinya karena viral menjadi pembicaraan banyak orang. Hal itu tidak lain karena medsos saat ini memiliki ecochamber biasa-biasa saja tetapi memiliki nilai yang merangsek ke titik tertentu.

“Hanya satu orang bermodal smartphone asal digunakan smart bisa menggerakkan perubahan sosial,” ujar pria yang pernah menjadi Ketua Pimpinan Wilayah IPNU Jawa Tengah itu.

Sementara itu, Ketua PBNU KH Aizuddin Abdurrahman mengatakan bahwa refleksi hari pahlawan di era saat ini memang harus diturunkan dalam bentuk perencanaan penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM). “SDM unggul masa depan harus disiapkan betul,” katanya.

Adapun Ketua Umum IPNU Aswandi Jailani menegaskan bahwa para pelajar harus menjadi pahlawan bagi lingkungannya. Jika tidak, setidaknya, katanya, menjadi pahlawan untuk diri sendiri dengan meningkatkan intensitas belajar, membaca, dan berinovasinya. “Hendaknya kita menjadi pahlawan, setidaknya menjadi pahlawan bagi diri kita sendiri,” katanya.

Kegiatan yang digelar oleh Pimpinan Pusat IPNU ini diikuti oleh anggota IPNU dari berbagai daerah di Jabodetabek. Diskusi ini juga bisa dinikmati melalui siaran di Youtube NU Channel.

Pewarta: Syakir NF
Editor: Abdullah Alawi