Daerah

Ketua NU Bireun Aceh Jelaskan Makna Pahlawan Kekinian

Sen, 11 November 2019 | 16:00 WIB

Ketua NU Bireun Aceh Jelaskan Makna Pahlawan Kekinian

Peringatan hari pahlawan di Surabaya. (Foto: NU Online/Rof Maulana)

Bireuen, NU Online
Sosok pahlawan merupakan orang yang berjuang dengan gagah berani dalam membela kebenaran. Gelar itu juga untuk orang yang dianggap berjasa terhadap orang banyak dan berjuang dalam mempertahankan kebenaran termasuk dalam merebut kemerdekaan. Karenanya tepat bila pemerintah menetapkan 10 November sebagai renungan hari pahlawan.
 
Demikian diungkapkan Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bireuen, Aceh, Tgk Muntasir A Kadir menyikapi momentum hari pahlawan yang diperingati setiap 10 November.
 
"Kita mengetahui bahwa dalam konteks kenegaraan dan kebangsaan, seseorang dijuluki pahlawan karena jasa-jasanya dalam memperjuangkan negara dan bangsa ini untuk memperoleh kemerdekaannya. Seorang pahlawan berjuang karena mencintai negeri dan tanah tumpah darahnya dalam perspektif hubbul wathan minal iman," kata Ayah Batee Iliek, sapaan akrabnya kepada NU Online, Senin (11/11).
 
Lebih lanjut Ayah Batee Iliek menjelaskan sebagian orang ada juga yang memaknai pahlawan itu berasal dari akar kata pahala, dan berakhiran wan, pahalawan. Artinya, mereka pantas memperoleh pahala karena jasa-jasanya bagi perjuangan menegakkan kebenaran. Di sini makna pahlawan bisa lebih luas dan tidak hanya terkhusus mereka yang telah berkorban demi perjuangan merebut kemerdekaan ini bahkan lebih dari itu.
 
"Lebih hematnya, dalam perspektif Islam, pahlawan itu dapat dimaknai sebagai orang Islam yang berjuang menegakkan kebenaran atau al-haq demi memperoleh ridha Allah semata,” jelasnya. Dalam bahasa agamanya limardhatillah wa li i’lai kalimatillah hiyal ulya dengan kata kunci adalah kebenaran yakni al-haq dan ridha Allah SWT, lanjutnya. 
 
Jadi, kebenaran adalah segala sesuatu baik yang berupa perintah maupun larangan yang datang dari Allah SWT melalui ajaran Islam yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad SAW. 
 
Ayah Batee Iliek menambahkan di era milenial saat ini pahlawan dapat diperluas dalam makna yang makro tanpa mengabaikan esensi pahlawan yang telah dianugerahi pemerintah dalam perspektifnya.
 
"Dengan demikian, pahlawan dalam perspektif Islam harus memiliki koridor dan konteks memperjuangkan kebenaran dan untuk menjunjung nilai luhur Islam sebagai agama yang benar,” ujarnya. 
 
Dalam konteks lebih luas atau makro, sosok pahlawan dalam Islam adalah yang berjuang membela tanah air dan mempertahankan kemerdekaan bangsa dan negara dari penindasan dan penjajahan.
 
“Termasuk penjajahan modern dan berbagai ketimpangan baik berjuang mendidik generasi dari kebodohan, dekadensi moral dan lainnya,"  ulasnya.
 
Ayah Batee Iliek menyebutkan dari sisi lain, juga disebut pahlawan mereka memiliki kontribusi atau jasa besar bagi orang lain. Karena semua ajaran dalam Islam memiliki implikasi positif bagi orang lain, bahkan untuk semesta alam ini yakni semua makhluk hidup.  
 
Di akhir paparan, dirinya mengajak dengan momentum hari pahlawan hendaknya introspeksi diri dan belajar dari sejarah. Juga mengargai pahlawan dengan berkontribusi secara nyata dalam kehidupan sehari-hari demi kebaikan dan perbaikan.
 
"Sesungguhnya para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini, yang kita ketahui maupun tidak selalu hidup di hati kita. Jadi sebetulnya pahlawan itu tidak pernah mati, karena jasa-jasanya selalu dikenang oleh orang banyak,” katanya. 
 
Kebaikannya selalu tertabur dalam jiwa umat, sehingga tidak pernah sirna untuk dikenang dan didoakan arwahnya setiap saat. 
 
“Meskipun secara lahiriah sudah meninggal, namun secara hakiki belum, ia menimggal tetapi hidup,” tutupnya.
 
 
Kontributor: Bang Helmi
Editor: Ibnu Nawawi