Nasional

Pak Badrus, Gambaran Kuat Perjuangan Guru Mewujudkan Mimpi

Kam, 24 November 2022 | 12:37 WIB

Pak Badrus, Gambaran Kuat Perjuangan Guru Mewujudkan Mimpi

Muhammad Badrus Sholeh, seorang pendidik yang bertugas di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 3 Demak, Jawa Tengah. (Foto:Pribadi)

Jakarta, NU Online
Perlu perjuangan dan usaha tanpa lelah untuk mewujudkan impian, tampaknya cocok untuk menggambarkan perjalanan Muhammad Badrus Sholeh, seorang pendidik yang bertugas di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 3 Demak, Jawa Tengah. 

 

Saat berbincang dengan jurnalis NU Online, Selasa (23/11/2022), sambutan hangat dan ramah ditampakkan sosok guru yang juga menjabat sebagai Sekretaris Ikatan Sarjana Nahdhatul Ulama (ISNU) Demak ini. Dengan santai, Pak Badrus, demikian biasa disapa, mengisahkan perjalanan hidupnya hingga mampu meraih impian sebagai seorang guru, profesi yang diimpikannya sejak kecil. 

 

Pria kelahiran 10 September 1981 itu mengaku mulai terjun ke dunia pendidikan sebagai guru sejak tahun 2000, tepatnya usai lulus Madrasah Aliyah Al-Ikhwan Klitih, sebuah sekolah yang baru berdiri di desanya. Karena dirasa memiliki kemampuan oleh pihak yayasan, Pak Badrus yang juga mengenyam pendidikan pesantren Al-Hidayat Krasak, Demak, ini diminta mengajar siswa jenjang MTs dan MA meskipun saat itu ia belum sarjana. 

 

"Sebenarnya, setelah lulus dari madrasah aliyah, saya ingin melanjutkan kuliah, tapi dari keluarga tidak diperbolehkan karena memang terbentur biaya, makanya itu saya membagi waktu untuk mengajar di MA dan MTs Al-Ikhwan yang saat itu dapat bisyaroh 75.000 per bulan. Untuk menambah uang saya juga mengajar di MI Nahdhotut Tholibin," ujarnya mengisahkan. 

 

Dari hasil mengajarnya dia bertekad menabung Rp100 ribu setiap bulan sebagai bekal untuk mendaftar kuliah. Setelah setahun dia mengumpulkan uang, akhirnya pada tahun 2001, pria yang berdomisili di Dusun Banget, Desa Sampang, Kecamatan Karangtengah, Demak ini nekat mendaftarkan diri di IKIP PGRI Semarang (Sekarang Universitas PGRI Semarang) mengambil jurusan Bahasa Inggris.

 

"Kebetulan, biaya pendaftaran saat itu 1,2 juta, pas banget sama hasil tabungan saya setahun dari bisyaroh mengajar di beberapa lembaga," ungkapnya.

 

Perjuangan belum usai, ketika punya kesempatan mendaftar dengan uang tabungan, Pak Badrus masih perlu memikirkan bagaimana bisa memenuhi kebutuhannya selama kuliah di Semarang, mulai dari biaya tempat tinggal hingga biaya kehidupan sehari-hari. 

 

Dia pun mulai memutar otak untuk membiayai kebutuhan kuliah. Salah satu yang ia lakukan adalah dengan membantu budenya sebagai pelayan warung di dekat Stasiun Tawang, Semarang. Selain itu ia masih harus bolak-balik Semarang-Demak saat akhir pekan untuk tetap bisa mengajar di MTs Al-Ikhwan Klitih. 

 

"Selama masa perkuliahan, saya membantu bude yang jualan mi ayam dan soto, kebagian membuat teh atau minuman untuk pelanggan. Saya mulai bantu-bantu sore hari usai kuliah hingga warung tutup. Kemudian saya juga numpang tinggal di rumah bude di Kebonharjo, Semarang Utara. Karena rumahnya bude sederhana, ya tidurnya di mana saja, di sofa, di lantai, asal bisa tidur dan menghemat biaya kost," imbuhnya. 

 

Agar dapat bertahan sampai lulus kuliah, Pak Badrus pun sering sekali jalan kaki saat ke kampus, meskipun jaraknya lumayan jauh dan bisa ditempuh kira-kira 1 jam perjalanan. Hal itu dilakukan agar bisa hemat biaya angkot yang tarifnya Rp800. Hingga ketika menginjak tahun ketiga kuliah, ayahnya yang seorang tukang becak dan buruh tani nekat membelikannya sepeda motor agar bisa menghemat waktu ketika berangkat ke kampus. 

 

"Saat punya sepeda motor, akhirnya saya bisa membagi waktu lebih untuk membuka les dan juga ikut bantu-bantu mengajar di Bimbel, sering kali les berlangsung hingga malam sampai pukul 10 baru bisa istirahat," imbuhnya. 

 

Dengan keuletan dan kegigihannya, serta perjuangannya untuk berhemat akhirnya Pak Badrus bisa lulus kuliah dengan nilai memuaskan. Usai merampungkan S1, pria yang telah menulis banyak buku ini mengaku mendapat beasiswa S2 tahun 2006 jurusan Bahasa Inggris di Universitas Negeri Malang (UNM) dan lulus di tahun 2009.

 

Perjuangan gigih, serta nasib baik menjadi kombinasi yang sejalan dengan kehidupan Pak Badrus. Tidak berselang lama usai merengkuh gelar magister, ia mendapat Surat Keputusan (SK) PNS karena pengabdiannya selama menjadi guru honorer, jeda beberapa bulan juga beruntung lulus sertifikasi guru. 

 

Karier dan Prestasi

Mulai 2010, Pak Badrus dimutasi ke Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Demak, tempat mengabdi hingga saat ini. Selama menjadi pendidik, puluhan buku teks tercipta dari buah pikirannya serta kecintaannya pada dunia literasi. 

 

"Saya memang suka menulis, terutama dalam bentuk buku teks. Karena hal ini bisa menjadi pegangan saya saat mengajar, sehingga bahan ajar sudah terukur, bonusnya bisa menjadi nilai tersendiri untuk kenaikan pangkat atau sebagai bukti portofolio guru," paparnya. 

 

Karya buku yang telah ia tulis antara lain buku teks Smart English Book for Grade VII SMP/MTs Students (2012), Smart English Book for Grade VIII SMP/MTs Students (2012), Smart English Book for Grade IX SMP/MTs Students (2012), Buku Siswa Headline English I for SMP-MTs Students (2013), Buku Guru Headline English I for SMP-MTs Students (2013), Buku Siswa Headline English II for SMP-MTs Students (2013), Buku Guru Headline English II for SMP-MTs Students (2013), dan Buku Siswa Headline English III for SMP-MTs Students
(2013). 

 

"Untuk jumlah pastinya saya tidak hafal, karena banyak buku yang saya tulis, untuk Buku Siswa dan Buku Guru Headline English I edisi revisi 2019 telah lolos penilaian BSNP," jelasnya. 

 

Selain buku teks pada jenjang SMP/MTs, bukunya juga bertebaran di internet, di antaranya buku penunjang kegiatan pembelajaran pada jenjang SMA dan SMK, buku penunjang persiapan ujian nasional bahasa Inggris untuk SMA, buku yang berjudul Ujian Listening itu Mudah. Selain itu, artikel-artikelnya juga diterbitkan di beberapa jurnal nasional dan dua artikelnya masuk jurnal internasional. 

 

Perjuangan tertatih dalam meraih impiannya menuntut ilmu dan juga mengamalkannya, serta menekuni hobinya sebagai penulis membawanya menjadi guru dengan segudang prestasi baik tingkat kabupaten, provinsi, maupun nasional. 

 

Dimulai dengan Raihan prestasi sebagai Juara I Guru MTs Berprestasi Tingkat Kabupaten Demak tahun 2012, Juara I Guru MTs Berprestasi Tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013, dan Juara II Guru MTs Berprestasi Tingkat Nasional tahun 2013. Selain itu, pada tahun 2011, pria humoris tersebut meraih penghargaan sebagai penulis terbaik pada lomba penulisan karya tulis ilmiah yang diselenggarakan oleh Majalah Guruku.

 

Adapun prestasi terkini guru bahasa Inggris yang mendapat beasiswa 5.000 doktor itu meraih Juara 3 Lomba Esai Literasi Keagamaan Lintas Budaya (2022), Juara Harapan Merancang Program Kegiatan Sekolah Literasi Keagamaan Lintas Budaya (2022), dan Juara Harapan Menyusun RPP Literasi Keagamaan Lintas Budaya (2022). 

 

Tidak hanya berprestasi untuk diri sendiri, Pak Badrus juga mentransformasikan ilmu yang dimilikinya kepada siswa didiknya hingga mereka juga memperoleh prestasi gemilang di setiap perlombaan dan olimpiade.

 

Beberapa peserta didik tersebut antara lain Muhammad Farid Aidil Akbar (Omnas 9 meraih perunggu tahun 2020), Riska Aulyal Husna (Olimpiade Sains Indonesia, meraih perunggu, 2021), Riska Aulyal Husna (Advanced Science Olympiad, meraih  perunggu, 2021), Arina 
Elhasan, Kevin Alfiansyah Arieta Putra, Raditya Bima Dewanto, Riska Aulyal Husna, Syifa Faridatul Khusna, Ulin Nafisah (Jenius Science Competition, meraih emas, 2021), Alfa Alimatul Hidayah, Devitasari, Fadhil Rama Syaputra, Rizky Cahya Oktavia, Risky Aulyal Husna (Jenius Science Competition, meraih perak, 2021), dan banyak peserta didik lain yang berhasil karena bimbingannya. 

 

Penulis: Nidlomatum MR

Editor: Zunus Muhammad