Nasional

Pakar Al-Qur’an: Jangan Kaitkan Gempa dengan Dosa

Sel, 2 Oktober 2018 | 08:00 WIB

Pakar Al-Qur’an: Jangan Kaitkan Gempa dengan Dosa

KH Ahsin Sakho Muhammad

Jakarta, NU Online 
Pakar Al-Qur’an KH Ahsin Sakho Muhammad mengajak untuk tidak mengaitkan penyebab gempa atau musibah dengan dosa seseorang atau sekelompok orang. Dosa tidak bisa dijadikan alat ukur terjadi bencana sebab ada orang atau komunitas lain yang lebih banyak dosanya, justru tidak mendapatkannya. 

Menurut Rais Majelis Ilmy Pimpinan Pusat Jam’iyyatul Qurra wal-Huffaz Nahdlatul Ulama yang merupakan doktor dalam ilmu qiraah sab'ah ini, lebih baik melihat penyebab bencana dengan pendekatan ilmu geologi. 

“Bencana gempa bumi harus dilihat ilmu geologi. Mereka melihatnya dari sisi lempengan bumi menggerak. Di atas magma di dalam perut bumi. Ada yang ahli di bidang itu,” katanya kepada NU Online di Jakarta, Senin (1/10) malam. 

Menurut ilmu geologi, lanjutnya, bumi itu selalu dalam keadaan bergerak. Awalnya pulau-pulau yang ada Indonesia ini menyatu. Beberapa ribu tahun kemudian, karena pergerakan bumi itu, terpisah menjadi pulau-pulau tersendiri. 

“Sulawesi dan Papua dulunya konon pernah menyatu. Nah, ilmu geologi mengatakan, lempengan bumi terus bregerak. Pergerakan itu menyebabkan gempa di permukaan bumi,” lanjutnya. 

Ia kembali mempertegas pernyataan sebelumnya, umat Islam sebaiknya jangan mengaitkan gempa bumi dengan dosa. Lebih baik melihatnya sebagai ujian atau teguran dari Allah. 

“Jadi, adanya gempa bumi atau tsunami, itu adalah bencana dari peristiwa alam. Ada banyak hikmah di balik peristiwa besar itu apakah yang terjadi di NTB, Palu, dan Donggala. Yang perlu dilakukan sekarang adalah bagaimana membantu mereka,” pungkasnya. 

NU Peduli melalui NU Care-LAZISNU mengajak masyarakat untuk menyalurkan bantuan kepada warga terdampak gempa Donggala, Sulawesi Tengah. Bantuan dapat disalurkan melalui rekening BCA atas nama Yay LAZISNU di nomor rekening 0681.1926.88; dan Mandiri 123.000.483.89.77. Konfirmasi donasi melalui nomor 081398009800. (Abdullah Alawi)