Nasional

Pakar Penyakit Menular: Omicron Tak Menyebar Lewat Permukaan

Kam, 9 Desember 2021 | 12:00 WIB

Pakar Penyakit Menular: Omicron Tak Menyebar Lewat Permukaan

Mencegah virus corona varian apapun cukup cuci tangan, memakai masker, vaksinasi, dan semangat hidup.

Jakarta, NU Online

Pakar penyakit meular dari Universitas Maryland, Amerika Serikat, dokter Faheem Younus menegaskan bahwa virus corona varian omicron yang akhir tahun ini muncul di sejumlah negara tidak menyebar lewat permukaan, seperti varian virus lainnya.


“Omicron tidak menyebar melalui permukaan,” ujar Faheem Younus lewat twitternya.


Hal itu ditegaskan Faheem Younus agar masyarakat tidak khawatir dan ketakutan terlalu berlebihan. Hingga sampai ragu-ragu hendak memegang segala sesuatu, termasuk tombol pintu (door knob).


“Akhiri histeria mencuci bahan makanan dan takut pada setiap tombol pintu,” ungkap dokter yang menjabat Vice President dan Chief Quality Officer di UM Upper Chesapeake Health itu.


Faheem Younus lantas menegaskan kembali bahwa pencegahan virus varian baru itu tidak ada yang berbeda sejak awal pandemi.


“Cukup cuci tangan, memakai masker, vaksinasi, dan semangat hidup,” tegas dia.


 

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memprediksi bahwa varian baru virus corona B.1.1.529 atau Omicron kemungkinan besar mempunyai transmisi penularan lebih tinggi dibandingkan varian-varian sebelumnya.


"Kemungkinan besar dia lebih cepat penularannya," ujar Budi dalam konferensi pers secara virtual, Ahad (28/11/2021) lalu.


Budi mengungkapkan, sejauh ini belum ditemukan adanya indikasi bahwa varian ini bisa meningkatkan keparahan. Efek tersebut hingga kini belum teridentifikasi.


Meski begitu, ia menambahkan, varian ini kemungkinan besar dapat menurunkan kemampuan antibodi seseorang, baik yang telah divaksinasi maupun yang memiliki antibodi alami karena telah terinfeksi Covid-19 sebelumnya.


Awalnya pejabat Afrika Selatan mengumumkan munculnya varian baru virus corona di negara mereka, pada Kamis (26/11/2021). Varian B.1.1.529 yang terdeteksi kali pertama di Botswana diketahui membawa banyak mutasi virus corona.


Menurut National Institute for Communicable Diseases (NICD) yang dikelola pemerintah setempat, sebanyak 22 kasus Covid-19 dari infeksi varian B.1.1.529 yang tercatat di negara tersebut setelah dilakukan pengurutan genom.


NICD mengatakan jumlah kasus varian baru Botswana yang terdeteksi dan persentase orang yang dites positif, menunjukkan peningkatan penyebaran yang cepat di tiga provinsi di negara itu.


Pewarta: Fathoni Ahmad

Editor: Kendi Setiawan