Nasional

Pandemi Berubah Jadi Endemi, Masyarakat Diminta Tetap Patuhi Prokes

Sel, 16 November 2021 | 07:00 WIB

Pandemi Berubah Jadi Endemi, Masyarakat Diminta Tetap Patuhi Prokes

Endemi adalah penyakit yang muncul dan menjadi karakteristik di wilayah tertentu. (Foto: dok: PW Fatayat NU DKI)

Jakarta, NU Online
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Dr Sonny Harry B Harmadi mengatakan, masyarakat Indonesia harus optimis bahwa kondisi akan bergeser dari pandemi menuju endemi.

 

“Pandemi akan berubah menjadi endemi ketika situasi sudah lebih terkendali. Endemi dapat digambarkan sebagai sebuah situasi di mana kondisi kasus lebih terkendali. Namun, bukan berarti virusnya hilang sepenuhnya,” kata Sonny dalam Webinar Hari Pahlawan yang diselenggarakan PW Fatayat NU DKI Jakarta diakses NU Online, Selasa (16/11).

 

Ia menjelaskan,  ada beberapa indikator yang bisa jadi syarat Indonesia dapat dikatakan endemi Covid-19. Indikator ini bisa dilihat dari faktor angka kasus, kesiapan sistem kesehatan, cakupan vaksinasi, dan perilaku disiplin masyarakat terhadap protokol kesehatan.


“Kita bisa dikatakan masuk menjadi endemi ketika fatality rate kurang lebih dua persen setara rata-rata global. Kemudian, kasus aktif harus dapat ditekan hingga di bawah seratus ribu, positivity rate juga tak boleh lebih dari lima persen, kasus baru tidak lebih dari lima ribu, dan BOR (Bed Occupancy Rate/tingkat keterisian tempat tidur di RS) di bawah 40 persen," jelasnya.

 

Kondisi tersebut, menurutnya, bisa tercapai lewat komunikasi dan edukasi kepada masyarakat agar jangan lengah dengan tetap mematuhi  protokol kesehatan untuk melawan virus Covid-19 sebagai upaya persiapan transisi pandemi ke endemi.


 
“Sosialisasi dan edukasi itu bisa dilakukan oleh organisasi kemasyarakatan seperti Fatayat NU, dan juga tokoh-tokoh agama, tokoh pemuda kepada masyarakat bertujuan membantu menyukseskan target pemerintah dalam penanganan Covid-19,” terangnya.

 

Dalam kesempatan yang sama, Ketua PW Fatayat NU DKI Jakarta, Hj Kusnainik mengatakan, sejatinya ada perbedaan karakteristik pandemi dan endemi. Endemi adalah penyakit yang muncul dan menjadi karakteristik di wilayah tertentu, seperti halnya penyakit malaria di Papua. Penyakit ini akan selalu ada di daerah tersebut, namun dengan frekuensi atau jumlah kasus yang rendah.

 

“Sementara pandemi adalah wabah penyakit yang terjadi serempak dimana-mana, meliputi daerah geografis yang luas mencakup secara global. Dengan kata lain, penyakit ini sudah menjadi masalah bersama bagi seluruh warga dunia,” jelasnya.

 

Tak ketinggalan, Wakil Ketua PW Fatayat NU, Kartini Laras Makmur juga menambahkan bahwa apabila endemi tidak diawasi dengan fungsi surveilans yang baik, maka ini akan menimbulkan peningkatan jumlah kasus yang tak terpantau.

 

“Jika dibiarkan terus meningkat, maka bisa membuat endemi berubah menjadi epidemi atau wabah. Kita harus mulai menyiapkan transisi dari pandemi ke endemi dan juga mulai belajar hidup bersama dengan Covid,” ujar Kartini.

 

Kontributor: Syifa Arrahmah
Editor: Aiz Luthfi