Nasional

PBNU Agendakan Rapat untuk Bahas Munas dan Konbes

Sel, 27 Juli 2021 | 12:30 WIB

Jakarta, NU Online

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berencana akan menggelar Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) NU pada tahun ini. Namun, pelaksanaannya masih akan menunggu keputusan dari PBNU dalam waktu dekat ini. 


“(Munas-Konbes) kan memang sebelumnya oleh panitia diusulkan untuk dilaksankan pada akhir Juli atau Agustus 2021, tetapi mengingat angka penularan Covid-19 yang semakin tinggi dan merata di tanah air rencana itu akan diputuskan lebih lanjut oleh PBNU," tutur Ketua Panitia Pelaksana Munas-Konbes NU H Juri Ardiantoro kepada NU Online, Selasa (27/7).


"Munas-Konbes diputuskan bersama antara syuriyah dan tanfidziyah, kapan kira-kira waktu yang pas mengingat agenda Munas Konbes yang sangat penting sebelum pelaksanaan Muktamar,” tambah Juri.


Semula, panitia telah mengusulkan agar pelaksanaan Munas-Konbes NU digelar secara hybrid (luring dan daring) di enam zona, pada 31 Juli dan 28 Agustus 2021. Rencananya, akan ada dua agenda utama dalam gelaran Munas dan Konbes pada masa pandemi Covid-19. 

 


Pertama, pembahasan dan penetapan hasil sidang-sidang komisi dan bahtsul masail. Kedua, membahas pelaksanaan Muktamar ke-34 NU yang sebelumnya sudah diputuskan akan dilaksanakan pada Oktober tahun ini.


Namun, situasi pandemi Covid-19 di Indonesia belum juga bisa terkendali ditambah kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), terutama di Jawa dan Bali, diperpanjang hingga 2 Agustus 2021, maka Munas Konbes ini bukan saja berubah waktunya, tetapi sangat mungkin formatnya, tambah Juri. 


Menurut Ketua Tim Pengarah Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 PBNU H Andi Najmi Fuaidi, pada situasi yang belum ada tanda-tanda angka kasus Covid-19 melandai maka idealnya agenda Munas-Konbes NU digelar daring secara penuh.


Meski begitu, waktu dan teknis pelaksanaan masih akan dibahas pada rapat gabungan PBNU antara syuriyah dan tanfidziyah. Namun, Wakil Ketua Panitia Munas Konbes itu memastikan bahwa gelaran Munas-Konbes akan diupayakan agar bisa terlaksana pada tahun ini.


“Melihat situasi (Covid-19) yang belum melandai dan kebijakan PPKM masih diperpanjang, idealnya Munas-Konbes dilaksanakan dengan ful daring. Tapi apa pun model pelaksanaan termasuk waktu pelaksanaan masih akan dimusyawarahkan ulang insyaallah dalam bulan Agustus. Munas-Konbes tetap tahun ini, Muktamar belum bisa dipastikan,” terang Andi.


Beda Munas dan Konbes NU


Sebagai informasi, Munas Alim Ulama dan Konbes NU adalah dua forum berbeda. Keduanya merupakan forum permusyawaratan kedua setelah Muktamar, yang memang kerap digelar dalam satu waktu pelaksanaan.


Dalam penyelenggaraan pada tahun-tahun sebelumnya, Munas Alim Ulama dan Konbes NU didesain sebagai forum yang menghasilkan berbagai keputusan strategis dan fundamental bagi kemaslahatan umat, keutuhan bangsa dan negara. 


Bedanya, forum Munas Alim Ulama membicarakan persoalan keagamaan menyangkut kehidupan umat dan bangsa. Sebagai forum bahtsul masail akbar, Munas Alim Ulama ini membagi pembahasan persoalan keagamaan ke dalam tiga kategori.


Pertama, Bahtsul Masail ad-Diniyyah al-Waqi’iyyah (pembahasan persoalan keagamaan aktual). Kedua, Bahtsul Masail ad-Diniyyah al-Maudlu’iyyah (pembahasan problem keagamaan tematik). Ketiga, Bahtsul Masail ad-Diniyyah al-Qonuniyyah (pembahasan masalah-masalah keagamaan berkaitan dengan perundang-undangan).


Munas Alim Ulama berbeda dengan Konbes NU. Di forum Konbes, pembahasan lebih membicarakan pelaksanaan berbagai keputusan Muktamar, mengkaji perkembangan program, memutuskan Peraturan Organisasi (PO), dan menerbitkan rekomendasi. Dalam Konbes NU, forum permusyawaratan dikerucutkan ke dalam tiga komisi pembahasan yakni Komisi Program, Komisi Organisasi, dan Komisi Rekomendasi.


Perbedaan selanjutnya adalah soal kepesertaan. Munas secara terbuka mengundang dan melibatkan para alim ulama, pengasuh pondok pesantren, dan para pakar. Sementara peserta Konbes NU, sifatnya lebih tertutup karena hanya terdiri dari anggota pleno Pengurus Besar dan Pengurus Wilayah NU.


Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Syakir NF