Wawancara

Sambut Indonesia Emas, Dosen PMII Harus Selalu Mengembangkan Diri

Ahad, 4 April 2021 | 09:30 WIB

Sambut Indonesia Emas, Dosen PMII Harus Selalu Mengembangkan Diri

Prof M Nur Harisudin (Foto: istimewa)

Tahun 2045 Indonesia akan menyentuh usia kemerdekaan ke-100. Oleh sebagian orang termasuk para alumni PMII, usia ini dipandang sebagai masa kemilau emas. Di usia tersebut, Indonesia diharapkan mampu bersaing dalam segala bidang dengan bangsa lain. Termasuk dalam menghadapi krisis persoalan di tanah air, seperti korupsi, kemiskinan, ketertinggalan IPTEK, keterbatasan SDM, dan persoalan besar lainnya.


Peran dosen PMII, sebagai bagian dari kelompok intelektual, penting untuk mereposisi peran strategis dan ideologis dalam rangka mempersiapkan Indonesia emas tahun 2045.  Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) di masa itu. Salah satunya melalui kegiatan muktamar dosen PMII yang diselenggarakan di UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, Senin-Rabu, 5-7 April 2021.

 

Ketua Panitia Muktamar Pemikiran Dosen PMII yang juga Wakil Ketua PW Lembaga Dakwah NU Jawa Timur, Prof Kiai M Noor Harisudin menilai pergelaran muktamar dosen PMII sebagai kontribusi dosen alumni PMII dalam menghadapi Indonesia tahun 2045. Seperti apa harapan lengkap acara muktamar dosen PMII ini" Berikut petikan wawancara eklusif Jurnalis NU Online, M Irwan Zamroni Ali bersama Guru Besar asal Demak Jawa Tengah saat ditemui di sekretariat panitia UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, Jawa Timur, Ahad (4/4).  


Apa yang melatarbelakangi diadakannya acara Muktamar Dosen Alumni PMII?
Acara ini dilatarbelakangi oleh banyaknya SDM dosen PMII yang  mumpuni namun kurang terorganisir. Sehingga, perlu diadakan sebuah kegiatan untuk mempertemukan berbagai pemikiran untuk kemudian dipetakan serta didistribusikan pada pos-pos tertentu. Sesuai dengan keahlian bidang dan keunggulan pada setiap konsen yang ada. Selain itu, merajut tali silaturahmi antar Dosen PMII se-Indonesia di tengah berbagai kesibukan dan rutinitas yang lain. Hal yang tidak kalah prinsipil dalam Muktamar ini; bahwa Dosen PMII harus memberikan kontribusi nyata pada Indonesia Emas 2045 nanti. Selama ini, kami hanya bertemu di grup WhatsApp dan hanya selesai dikonsep saja tanpa action konkret. Makanya, Muktamar ini merupakan tindak lanjut dari diskusi panjang kemudian dirumuskan secara kongkrit, soal kontribusi apa yang akan diberikan kepada negara untuk Indonesia Emas 2045 nanti. 


Bagaimana peran dosen alumni PMII dalam kiprah pendidikan di Indonesia saat ini?
Sejauh ini sudah bagus kiprah dosen alumni PMII di Indonesia. Banyak dari mereka terserap di berbagai Perguruan Tinggi. Sebagian menjadi Rektor dan Guru Besar. Kita ingin, SDM yang ada ini lebih memberi kontribusi khususnya pada Indonesia dan dunia pada umumnya. Juga kita ingin stok SDM unggul yang merata di segala bidang, hukum, agama, pendidikan, politik, ekonomi, sains, teknologi , keamanan, dan sebagainya. 

 

Banyak anggapan acara ini dalam rangka mempersiapkan kader PMII untuk menduduki jabatan tertentu. Apakah itu benar?
Tidak ada tujuan politis apa pun dalam Muktamar ini. Kita hanya ingin SDM unggul dosen PMII terkonsolidaskan dengan baik, ter up-grade terus menerus, dan bisa menjadi pondasi SDM untuk menuju Indonesia Emas 2045.  Karenanya, saya senantiasa mengajak dosen IKA PMII agar terus membangun self-development (mengembangkan diri)Self-development mulai mahasiswa hingga menjadi guru besar. Tidak ada kata titik untuk meningkatkan kualitas SDM kita. Tidak ada berhenti untuk terus belajar karena fauqa dzi ilmin alimun. Di atas orang berilmu, ada yang lebih berilmu lagi. Termasuk bila ada organ lain seperti alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia(GMNI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan lainnya menyelenggarakan hal serupa, kami siap bersinergi guna bersama-sama menyongsong Indonesia emas 2045.


Mengapa acara Muktamar ini penting untuk dilaksanakan?
Kita ini akan mendapat bonus demografi pada tahun 2045 nanti. Kalau kita tidak siapkan sejak sekarang, justru  ini akan ‘melemahkan’ Indonesia. Artinya, bonus demografi hanya akan menjadi malapetaka.  Oleh karena itu, kita persiapkan betul; bagaimana SDM kita? Apa yang sudah dicapai dan juga apa yang belum? Bagaimana agar bonus demografi ini menjadi berkah bagi Indonesia. Bahkan, kita mendorong adanya percepatan SDM Unggul melalui Dosen PMII untuk Indonesia di berbagai bidang.


Apakah ada acara semacam ini yang dilakukan sebelumnya?
Ini adalah Muktamar yang pertama kali diselenggarakan. Sejak berdiri PMII, 17 April 1960, baru pertama kali kita adakan Muktamar Dosen PMII di bawah naungan PB IKA PMII. Karena itu, setelah mendapat restu Ketua Umum PB IKA PMII, Drs KH Ahmad Muqawwam, kita langsung bergerak cepat untuk mensukseskan acara besar ini.  

 

Sejak kapan acara ini dipersiapkan?
Acara Muktamar ini dimulai dengan diskusi kecil dan dilanjutkan dengan sejumlah pertemuan melalui zoom meeting. Pertemuan awal dimulai pada pertengahan Januari  2021. Hampir setiap Sabtu, kita diskusi dan membahas Muktamar ini. Alhandulillah, UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung berkenan menjadi tuan rumah dan kita pun bergerak menyiapkan Muktamar Dosen PMII sebaik-baiknya. 

 

Siapa saja yang menghadiri acara ini?
Insyaallah, Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj dan Wakil Presiden RI, KH Ma’ruf Amin akan hadir. Demikian juga Wakil Ketua DPR RI, Dr Muhaimin Iskandar; Wakil Ketua MPR, Jazilul Fawaid; Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa; Menteri Desa Tertinggal, Abd Halim Iskandar; Menteri Agama, H Yahya Yauqut Qoumas; Menakertrans, Idza Fauziyah; para Guru Besar, para Rektor dan Dosen PMII se-Indonesia. 

 

Di masa pandemi covid-19, bagaimana Muktamar ini diselenggarakan? Apa tidak takut ada cluster baru karena Muktamar ini?
Benar. Itu sudah kita pikirkan dengan matang. Karena masa pandemi Covid-19 maka undangan Muktamar yang kita sebar hanya 150 orang terdiri guru besar, rektor dan dosen IKA PMII se-Indonesia. Insyallah, 34 utusan provinsi akan hadir. Selain itu, acara dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat di samping tentu harus izin pada satgas Covid setempat. Seperti penyediaan hand sani-tizer, GeNose C19 tes gratis untuk peserta dan seterilisasi ruangan setiap selesai acara, sesuai standar protokol Covid-19.

 

Apa harapan setelah dilaksanakannya acara muktamar ini?
Harapannya ada follow up, misal Asosiasi Dosen (alumni) PMII Indonesia untuk senantiasa sharing gagasan-gagasan emas untuk Indonesia Emas 2045. Gagasan ini tentu harus konkret dalam berbagai kegiatan yang menguatkan Indonesia Emas 2045 nanti. (*)