Nasional

PBNU: Awal Jumadal Akhirah 1443 H Jatuh Selasa 4 Januari 2022 M

Sen, 3 Januari 2022 | 21:00 WIB

PBNU: Awal Jumadal Akhirah 1443 H Jatuh Selasa 4 Januari 2022 M

(Foto ilustrasi: bmkg.go.id)

Jakarta, NU Online
​​​​​​
​Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengikhbarkan awal Jumadal Akhirah 1443 H jatuh pada Selasa, 4 Januari 2022. Keputusan ini didasarkan pada laporan tim rukyat yang berhasil melihat hilal di lima lokasi pada Senin Wage 29 Jumadal Ula 1443 H / 3 Januari 2022 M.


“Terdapat lima lokasi yang melihat hilal. Sebagai tindak lanjutnya maka awal bulan Jumadal Akhirah 1443 H bertepatan dengan Selasa Kliwon 4 Januari 2022 M (mulai malam Selasa) atas dasar rukyah,” kata KH Sirril Wafa, Ketua LF PBNU, melalui Surat Pengumuman bernomor 002/LF–PBNU/I/2022 yang ditandatangani pada Senin (3/1/2021).


Adapun lima lokasi tersebut adalah Condrodipo Gresik, ufuk cerah berawan sebagian, hilal terlihat pukul 18:14 WIB dengan perukyat Ust Inwanuddin dan Ust Sururul Fuad. Sementara empat lokasi lain dilihat oleh perukyat di luar jaringan LFNU, yakni (1) Lampung, hilal terlihat (kasat kamera) pukul 18:28 (pelapor Itera Lampung); (2) Anyer, hilal terlihat (kasat kamera) pukul 18:48 WIB (pelapor BMKG), (3) Pelabuhan Ratu, hilal terlihat (kasat teleskop) pukul 18:45 WIB selama 1 menit; dan (4) Bengkulu, hilal terlihat (kasat kamera) pukul 18:54 WIB (pelapor Kemenag Bengkulu).

  

Sebagai informasi, data hisab LF PBNU menunjukkan keadaan hilal sudah berada jauh di atas ufuk, tepatnya + 8 derajat 49 menit 37 detik dan lama hilal 40 menit 31 detik, dengan markaz Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, koordinat 6º 11’ 25” LS 106º 50’ 50” BT. Sementara konjungsi atau ijtimak bulan terjadi pada Senin Wage 3 Januari 2022 pukul 01:32:12 WIB.
 

Sementara itu, letak matahari terbenam berada pada posisi 23 derajat 02 menit 29 detik selatan titik barat, sedangkan letak hilal pada 24 derajat 53 menit 38 detik selatan titik barat.
 

Adapun kedudukan hilal berada pada  1 derajat 51 menit 09 detik selatan matahari dalam keadaan miring ke selatan dengan elongasi  9 derajat 56 menit 59 detik.
 

Berdasarkan hisab yang sama maka diketahui parameter hilal terkecil terjadi di Kota Jayapura, Papua, yakni sebesar 7 derajat 24 menit dengan lama hilal di atas ufuk 34 menit 0 detik. Sementara parameter hilal terbesar terjadi di Pelabuhan Ratu Sukabumi, Jawa Barat dengan tinggi hilal 8 derajat 53 menit dan lama hilal di atas ufuk 40 menit 48 detik.
 

Karena di seluruh Indonesia tinggi hilal adalah positif, maka pada saat matahari terbenam hilal masih di atas ufuk. Artinya, tinggi hilal di seluruh Indonesia secara keseluruhan sudah memenuhi kriteria imkanurrukyah (hilal mungkin teramati).
 

Pewarta: Syakir NF
Editor: Mahbib Khoiron