PBNU: Tak Perlu Fatwa Haram soal Pilihan Capres
NU Online Ā· Selasa, 24 Juni 2014 | 23:01 WIB
Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengimbau umat Islam untuk berhati-hati dengan fatwa haram memilih calon tertentu dalam Pilpres 2014 yang beredar belakangan. Selain mengancam kerukunan di masyarakat, fatwa tersebut juga dinilai tidak tepat.
<>
āTidak perlu mengeluarkan fatwa haram untuk memilih calon tertentu,ā kata Rais Syuriah PBNU KH Ahmad Ishomuddin di kantor PBNU, Jakarta, Selasa (24/6).
Rais syuriah yang membidangi fatwa ini menjelaskan, Indonesia adalah negara yang sah menurut Islam. Sementara pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang kini muncul telah ditetapkan secara resmi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai lembaga negara di republik ini.
āKita tidak usah membenturkan aturan agama dengan aturan negara. Apa yang sah menurut negara berarti sah menurut Islam (tidak haram, red). Dan mengangkat pemimpin hukumnya wajib,ā tuturnya.
Ia berpendapat, kalaupun ulama mesti mengungkapkan pandangan politik, maksimal pilihan tersebut hanya boleh menghasilkan anjuran, bukan hukum taklifi (hukum yang memiliki konsekuensi dosa dan pahala, seperti wajib dan haram).
Kiai Ishomuddin mengatakan, ulama yang menjalankan fungsi warisan para nabi (waratsatul anbiyaā) hendaknya tidak terburu-buru dalam memberikan status hukum agama. Setiap sikap harus didasarkan atas pertimbangan ilmu. āKarena bahayanya seperti bahayanya dokter saat melakukan mal praktik,ā tegas kiai asal Lampung ini.
āApalagi dua kubu (capres-cawapres) yang ada sekarang ini berhadapan sangat tajam. Sehingga ketika ada yang diharamkan salah satu, maka itu bisa memecah belah bangsa,ā ujarnya.
Kiai Ishomuddin berpesan, di wilayah politik ulama sebaiknya fokus pada fatwa pentingnya berpartisipasi dalam pemilu ketimbang berpolemik soal pilihan capres-cawapres. āNashbul imamah (pengangkatan pemimpin) sangat penting dalam Islam. Tanpa pemimpin akan terjadi kekacauan,ā ujarnya.
PBNU, lanjutnya, menyerukan kepada warga NU untuk berpartisipasi dalam pilpres kali ini. Nahdliyin bebas menentukan pilihannya pada salah satu pasangan menurut hati nurani masing-masing. (Mahbib Khoiron)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Meyongsong HUT RI dengan Syukur dan Karya Nyata
2
Khutbah Jumat: Menjadikan Aktivitas Bekerja sebagai Ibadah kepada Allah
3
Khutbah Jumat: Menjaga Kerukunan dan Kerja Sama Demi Kemajuan Bangsa
4
Khutbah Jumat: Dalam Sunyi dan Sepi, Allah Tetap Bersama Kita
5
Redaktur NU Online Sampaikan Peran Strategis Media Bangun Citra Positif Lembaga Filantropi
6
Aliansi Masyarakat Pati Bersatu Tetap Gelar Aksi, Tuntut Mundur Bupati Sudewo
Terkini
Lihat Semua