Nasional

Pelaku Terorisme dan Pengguna Internet Terbanyak adalah Generasi Muda

NU Online  ·  Rabu, 17 Agustus 2016 | 01:30 WIB

Pelaku Terorisme dan Pengguna Internet Terbanyak adalah Generasi Muda

KH Imam Taufiq saat menjadi pembicara dalam seminar Penangkalan Paham Radikalisme dan Terorisme

Semarang, NU Online
Penguatan wacana, ide, dan gagasan Islam rahmatal lil alamin menjadi agenda strategis dalam upaya deradikalisasi dan peneguhan pilar kebangsaan. Pandangan ini muncul dalam seminar Penangkalan Paham Radikalisme dan Terorisme di kampus Universitas Islam Negeri Walisongo, Semarang, Jawa Tengah.

Pengasuh Pesantren Besongo, Kota Semarang, Jawa Tengah, KH Imam Taufiq yang menjadi pembicara dalam forum tersebut mengatakan bahwa kekerasan bisa muncul dari dari diri kita sendiri, mulai dari kekerasan dalam hal pembicaraan hingga tingkah laku kita.

"Orang Islam yang baik adalah orang yang bisa dengan tangannya tak menyakiti orang lain," katanya dalam diskusi yang bertema "Kita Kuatkan Pilar Kebangsaan untuk Keutuhan NKRI dan Islam Rahmatan lil Alamin", Selasa, (16/8) itu.

Ia juga membahas soal pemuda, radikalisme, dan internet. Menurutnya, data tim riset (2012) dari Kementerian Luar Negeri (2012), INSEP, dan Densus 88 menyebutkan bahwa 47,3 persen pelaku teroris adalah generasi muda dengan kisaran umur 21-30 tahun.

Selain itu, sebagaimana data yang dirilis Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia atau APJII (2015), akses penggunaan internet rata-rata mencapai 10-20 jam perhari. Dari data itu pengguna internet usia 18-31 tahun sebanyak 82 persen. Menurut Imam Taufiq, pemuda inilah yang harus mendapat perhatian penuh dan sebagai duta damai di masing-masing tempat.

"Kita harus menjadi produsen online-isasi Islam Kultural Indonesia yang menjunjung tinggi perdamaian dan nasionalisme baik tokoh maupun tradisi damainya," ungkap wakil rektor II UIN Walisongo ini.

Ia menambahkan, upaya lain yang bisa digalakkan adalah dengan membangun komunitas yang santun, menciptakan iklim yang antiradikalisme, dan kampanye damai.

Seminar kali ini terselenggara atas kerja sama antara Kepolisian Daerah Jawa Tengah dan UIN Walisongo. Pembicara dari Polda Jateng M Toha dalam kesempatan itu menjelaskan konsep dan strategi Polri dalam penanggulangan paham radikalisme dan terorisme. (Zulfa/Mahbib)