Nasional

Peluang Besar Indonesia Menjadi Kiblat Ekonomi Syariah Dunia

Sab, 8 Oktober 2022 | 10:00 WIB

Peluang Besar Indonesia Menjadi Kiblat Ekonomi Syariah Dunia

Indonesia Islamic Economic Forum (IIEF) Kesembilan, Jumat (7/10/2022) di Jakarta Convention Center. (Foto: istimewa)

Jakarta, NU Online

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki mengatakan peluang ekonomi syariah sangat menjanjikan. Teten menyebut berdasarkan State of the Global Islamic Economy Report 2022 mengestimasikan umat Muslim dunia menghabiskan hingga USD2 triliun pada 2021 di sektor-sektor industri halal, mulai dari makanan, farmasi, hingga pariwisata. Hal itu memperkuat visi Indonesia menjadi kiblat ekonomi syariah dunia.


"Visi Indonesia menjadi kiblat ekonomi syariah dunia bukan tanpa dasar. Di tahun 2020, PDB Indonesia merupakan yang terbesar dibanding negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam. Indonesia juga dinilai paling kompetitif dalam menarik investasi asing langsung (FDI) dibanding negara-negara OKI lainnya," kata Teten saat menjadi pembicara kunci penyelenggaraan Indonesia Islamic Economic Forum (IIEF) Kesembilan, Jumat (7/10/2022) sebagaimana rilis yang diterima NU Online.

 

Dalam forum bertema Penguatan Ekosistem Ekspor Halal melalui Diaspora Indonesia itu, Teten mengatakan sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia merupakan pasar besar ekonomi dan keuangan syariah global. 


Oleh karena itu, Teten menegaskan bahwa pengembangan ekonomi syariah dalam rangka pencapaian visi Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah dunia menjadi salah satu fokus MES. Hal ini sejalan dengan Garis Besar Kebijakan Organisasi (GBKO) MES.


"Sebagaimana termuat dalam GBKO tersebut, visi yang ingin kita wujudkan di tahun 2030 adalah Ekonomi dan keuangan syariah yang berkontribusi signifikan dalam ekosistem perekonomian nasional," jelas Teten.

 

Ketua Dewan Pakar MES, Perry Warjiyo dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa pada sembilan tahun lalu, seiring dengan diselenggarakannya IIEF secara perdana pada tahun 2013, Indonesai saat itu belum terlihat potensi sebagai pemain utama ekonomi syariah global.


"Setelah sembilan tahun IIEF diselenggarakan sebagai sarana mendukung dan menguatkan pengembangan halal value chain, alhamdulillah saat ini Indonesia telah memiliki bank syariah yang besar, menempati posisi keempat keuangan syariah global, dan peringkat kedua untuk sektor halal food," jelas Perry.


Lebih lanjut, Perry menjelaskan ISEF ke-9 kali ini difokuskan untuk tiga gerakan dalam rangka mendukung Industri halal nasional, yaitu menjadikan Indonesia sebagai modest fashion global, menguatkan kembali jalur rempah Indonesia dengan meluncurkan global halal dan ekspor produk halal, serta peluncuran gerakan akselerasi sertifikasi halal self declare melalui kerja sama  dengan BPJPH dan pemangku kepentingan lainnya.

 

Perry mengaku bersyukur dan berterima kasih kepada MES yang telah melibatkan dirinya pada program akselerasi sertifikasi halal melalui self declare.


"Saya bahagia dan bersyukur, baru kemarin telah dilibatkan dalam proses self declare dan hari ini langsung tancap gas telah meresmikan usaha halalnya. Saya juga berterima kasih kepada Pak Erick, Pak Teten, Pak Iggi, dan kepada seluruh pengurus MES karena dengan cepat dapat menginisiasi dan merealisasikan proses sertifikasi halal," terang Perry.

 

Dalam IIEF kali ini dilakukan seremoni penyerahan sertifikat halal kepada pelaku usaha binaan MES dan sertifikat pendamping proses produk halal kepada para pendamping halal yang telah mengikuti pelatihan pendampingan halal yang diselenggarakan oleh MES.


Selain itu dilakukan juga seremoni pelepasan ekspor kopi ke Mesir dan rempah ke Ghana dengan nominal transaksi masing-masing senilai $750.000 dan $1.500.000.


Sebagai informasi, IIEF merupakan agenda tahunan pegiat ekonomi syariah dunia yang membahas isu-isu strategis yang diselenggarakan oleh MES bekerja sama dengan Bank Indonesia. Hasil diskusi dalam IIEF ini diharapkan dapat menjadi salah satu bentuk kontribusi MES dalam pengembangan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah.


Editor: Kendi Setiawan