Nasional

Pendaftaran Muktamar NU Dilakukan Secara Daring Berbasis NIK

Sen, 8 November 2021 | 09:45 WIB

Pendaftaran Muktamar NU Dilakukan Secara Daring Berbasis NIK

Ketua Panitia Pelaksana Muktamar ke-34 NU, Kiai Imam Aziz. (Foto: dok. istimewa)

Jakarta, NU Online

Pendaftaran Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) yang akan diselenggarakan di Provinsi Lampung, pada 23-25 Desember 2021 mendatang bakal dilakukan secara daring (online) dan berbasis nomor induk kependudukan (NIK).


“Sehingga (data) dia bisa masuk di dalam (aplikasi) Peduli Lindungi. Nanti kita tinggal saja di barcode yang nanti kita buat. Nanti kesiapan peserta seperti vaksin atau swab PCR akan kelihatan. Tetapi awalnya pendaftaran online,” kata Ketua Panitia Pelaksana Muktamar ke-34 NU Kiai Imam Aziz kepada NU Online, belum lama ini. 


Namun saat ini, pendaftaran belum dibuka. Panitia masih menunggu beberapa hal yang di luar tugas dari kepanitiaan, seperti beberapa pengurus wilayah dan cabang NU yang belum menggelar konferensi atau soal kebijakan siapa yang akan menjadi utusan peserta muktamar melalui surat keputusan (SK) yang sah. 


“Panitia hanya menyelenggarakan saja, soal kebijakan siapa yang menjadi utusan melalui SK yang sah dan belum konferensi itu masih nunggu. Panitia hanya menyelenggarakan siapa yang memang oleh PBNU dianggap sah sebagai wakil. Makanya kita mennggu PBNU. Saya nggak mau ikut campur soal itu,” terang Kiai Imam Aziz, yang juga Ketua PBNU itu.


Kepesertaan

Semula, panitia memiliki beberapa skema terkait kepesertaan. Ada pilihan antara dua hingga empat orang utusan dari tiap-tiap PWNU dan PCNU. Namun, panitia telah mengambil pilihan skema yang dinilai moderat, yakni tiga orang utusan.


“Jadi satu orang rais syuriyah, satu orang ketua tanfidziyah, dan satu orang kiai kultural. Itu jumlahnya sekitar 2000-an, dengan panitia sudah hampir 3000,” terangnya. 


Sebelumnya, panitia memiliki tiga skema kepesertaan. Pertama, muktamar dihadiri oleh masing-masing dua orang dari setiap utusan yakni dari 34 PWNU (68 orang), 521 PCNU (1.042 orang), 31 PCINU (62 orang), serta 14 badan otonom (28 orang) dan 18 lembaga (36 orang) di tingkat pusat. Sementara dari PBNU terdiri dari unsur syuriyah (32 orang), mustasyar (15 orang), a’wan (20 orang), dan tanfidziyah (38 orang). Dengan demikian jumlah peserta sebanyak 1.341 orang.


Skema kedua, muktamar dihadiri oleh masing-masing tiga orang yakni dari 34 PWNU (102 orang), 521 PCNU (1.563 orang), 31 PCINU (93 orang), serta 14 badan otonom (42 orang) dan 18 lembaga (54 orang) di tingkat pusat. Ditambah dari PBNU yakni unsur syuriyah (32 orang), mustasyar (15 orang), a’wan (20 orang), dan tanfidziyah (38 orang). Total menjadi 1.959 orang. 


Skema ketiga, dihadiri oleh masing-masing empat orang yakni 34 PWNU (136 orang), 521 PCNU (2.084 orang), 31 PCINU (124 orang), serta 14 badan otonom (56 orang) dan 18 lembaga (72 orang) di tingkat pusat. Untuk PBNU terdiri dari unsur syuriyah PBNU (32 orang), mustasyar (15 orang), a’wan (20 orang), dan tanfidziyah PBNU (38 orang). Peserta dengan skema ketiga ini mencapai 2.577 orang. 


Dari total masing-masing skema itu ditambah dengan jumlah kepanitiaan Muktamar Ke-34 NU sebanyak 336 orang. Jika yang digunakan panitia adalah skema yang kedua dengan masing-masing utusan tiga orang, maka total peserta muktamar ditambah dengan jumlah panitia adalah 2.295 orang.


Pendamping kiai

Salah satu yang menjadi antisipasi panitia muktamar adalah tradisi NU, yakni para kiai yang hadir dengan membawa pendamping atau pengawal. Hal ini menjadi sorotan untuk mengantisipasi kerumunan. Namun, panitia tentu saja akan mengistimewakan kiai-kiai tertentu, terutama para kiai sepuh. 


“Untuk kiai-kiai tertentu memang kita istimewakan, tetapi kalau kiai masih muda ya jalan sendiri. Meskipun begitu, kita mencari cara untuk menetapkan protokol kesehatan dan prosedur ketat, misalnya ketika agenda krusial itu pas di acara pemilihan,” katanya. 


Pewarta: Aru Lego Triono

Editor: Fathoni Ahmad