Nasional

Penjelasan Hukum Bayar Zakat Fitrah Lebih Awal di Bulan Ramadhan

Sel, 11 April 2023 | 09:00 WIB

Penjelasan Hukum Bayar Zakat Fitrah Lebih Awal di Bulan Ramadhan

Ilustrasi zakat fitrah. (Foto: NU Online)

Jakarta, NU Online

Zakat fitrah menjadi salah satu ibadah khusus di bulan Ramadhan, selain puasa. Zakat fitrah diwajibkan per individu bagi mereka yang mengalami pergantian dari Bulan Ramadhan ke Bulan Syawal. Artinya, zakat fitrah dibayarkan pada malam 1 Syawal.


Zakat fitrah biasanya dikeluarkan pada malam hari raya Idul Fitri. Namun, tidak sedikit orang yang mengeluarkan fitrahnya di bulan Ramadhan karena berbagai alasan. Lantas, bagaimana hukumnya bila zakat fitrah dibayar lebih awal di bulan Ramadhan? 


Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PWNU Jawa Barat M. Mubasysyarun Bih menjelaskan, bila melihat pertimbangan keutamaan, zakat fitrah lebih baik dikeluarkan menjelang pelaksanaan shalat Idul Fitri. Sebab hal ini sesuai dengan yang dilakukan Rasulullah saw, dan sesuai dengan fungsi dari zakat fitrah, mencukupi kebutuhan fakir miskin di hari raya.


Namun, hukumnya jawaz (boleh) menunaikannya di bulan Ramadhan dengan memakai pola ta’jil az-zakat, mempercepat penunaian zakat fitrah sebelum waktu wajibnya. 


Hal itu, ia terangkan dalam tulisannya berjudul Berzakat Fitrah di Bulan Ramadhan, Bolehkah? Menurutnya, kebolehan menunaikan zakat fitrah di bulan Ramadhan berlandaskan bahwa zakat fitrah diwajibkan karena dua sebab, puasa dan berbuka darinya (lewatnya bulan puasa). 


Berikut penjelasan Syekh al-Khatib al-Syarbini:


‎ وله تعجيل الفطرة من أول ليلة رمضان لأنها وجبت بسببين وهما الصوم والفطر فجاز تقديمها على أحدهما 


“Boleh mempercepat zakat fitrah mulai dari malam pertama bulan Ramadhan, sebab zakat fitrah wajib karena dua sebab, puasa dan berbuka (berlalunya bulan puasa), maka boleh mendahulukan penunaian zakat fitrah atas salah satu dari kedua sebab tersebut,” dikutip dari kitab Mughni al-Muhtaj, juz 1, halaman 416. 


Kendati demikian, ia menyampaikan bahwa dasar kewajiban zakat fitrah sebelum adanya ijma’ (konsensus ulama’) adalah hadits Ibnu Umar:


‎فرض رسول الله صلى الله عليه وسلم زكاة الفطر من رمضان على الناس صاعا من تمر أو صاعا من شعير على كل حر أو عبد ذكر أو أنثى من المسلمين


“Rasulullah saw mewajibkan zakat fitrah dari Ramadhan atas manusia, satu sha’ dari kurma atau gandum, atas setiap orang merdeka, hamba sahaya, laki-laki atau perempuan dari orang-orang Islam.” 


Dan hadits Abi Sa’id: 


‎كنا نخرج زكاة الفطرة إذا كان فينا رسول الله صلى الله عليه وسلم صاعا من طعام أو صاعا من تمر أو صاعا من شعير أو صاعا من زبيب أو صاعا من أقط فلا أزال أخرجه كما كنت أخرجه ما عشت  


“Kami mengeluarkan zakat fitrah saat kami bersama Rasulullah, satu sha’ dari makanan, kurma, gandum, anggur kering atau makanan aquth (sejenis makanan yang terbuat dari susu, padat bentuknya). Aku senantiasa mengeluarkannya sebagaimana Nabi menunaikannya sepanjang hidupku”.

 

Pewarta: Syifa Arrahmah

Editor: Fathoni Ahmad