Nasional

Pentingnya Aktivis NU Miliki Wawasan Global menurut Ketua PBNU

Jum, 1 September 2023 | 13:00 WIB

Pentingnya Aktivis NU Miliki Wawasan Global menurut Ketua PBNU

Ketua PBNU Prof Moh. Mukri bersama sejumlah pengurus PBNU pada FGD III Kurikulum AKNNU di Jakarta. (Foto: Istimewa)

Jakarta, NU Online
Di era modern saat ini, memiliki wawasan global menjadi sangat penting khususnya bagi aktivis organisasi. Wawasan global merujuk pada pemahaman yang mendalam tentang isu-isu global, dinamika hubungan internasional, dan kompleksitas interkoneksi antara berbagai negara dan masyarakat di seluruh dunia.

 

Hal ini diungkapkan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Pendidikan Prof H Mohammad Mukri saat berdiskusi dengan NU Online tentang paradigma kepemimpinan organisasi kemasyarakatan masa depan pada Jumat (1/9/2023).

 

Di antara urgensi dari kompetensi dalam memahami wawasan global bagi aktivis organisasi menurutnya adalah banyak isu yang muncul dengan cepat di era modern. Aktivis dengan wawasan global akan memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang aspek-aspek kompleks ini, memungkinkan mereka untuk merumuskan solusi yang lebih efektif.

 

“Aktivis yang memiliki pemahaman tentang isu-isu global memiliki peluang lebih besar untuk memperluas pengaruh yang membawa kemaslahatan dengan bekerja sama dengan organisasi dan individu dari berbagai negara untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini membantu memperkuat gerakan sosial dan memberikan dampak yang lebih besar,” ungkapnya.

 

Aktivis dengan kemampuan wawasan global akan cepat beradaptasi dengan perubahan yang cepat akibat kemajuan teknologi, globalisasi, dan perubahan geopolitik. “Aktivis yang memahami perubahan ini dapat lebih mudah beradaptasi dengan situasi baru dan mengembangkan strategi yang relevan dengan konteks global yang terus berubah,” ungkapnya.

 

Terlebih untuk para aktivis Nahdlatul Ulama sebagai organisasi kemasyarakatan terbesar di Indonesia harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang isu-isu global dan dinamika hubungan internasional agar dapat mengambil keputusan yang lebih baik dan lebih efektif dalam menghadapi tantangan kompleks.

 

Menurutnya, wawasan global ini bukan hanya tentang memiliki pengetahuan tentang isu-isu global, tetapi juga tentang kemampuan untuk berpikir secara kritis, terhubung dengan individu dari berbagai budaya, dan beradaptasi dengan dinamika yang terus berubah di tingkat global. Pemimpin yang memiliki wawasan global yang kuat dapat berkontribusi secara signifikan dalam membangun dunia yang lebih adil, berkelanjutan, dan aman bagi semua orang.

 

“Kaderisasi di NU, sebagai kawah candra dimuka penguatan kompetensi aktivis dan calon pemimpin, terus diperkuat dengan wawasan ini khususnya kaderisasi tingkat tinggi NU yakni Akademi Kepemimpinan Nasional NU (AKNNU),” ungkapnya.

 

Melihat pentingnya ini, NU terus memperkuat kurikulum kegiatan AKNNU dengan berbagai kajian di antaranya melalui Focus Group Discussion II yang digelar pada 18-20 Agustus 2023 lalu di Hotel Aston Bekasi. Kemudian kurikulum ini juga diperkuat dengan FGD III di Hotel Mercure Jakarta pada 1 September 2023.

 

Dalam FGD tersebut terus diperkuat materi-materi untuk meningkatkan kualitas kader dalam menghadapi era globalisasi dan penentu masa depan bangsa dan negara.

 

Seperti diketahui PBNU telah menetapkan sistem kaderisasi di NU melalui Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Konbes NU) di Jakarta, pada 20-22 Mei 2022. Konbes NU menghasilkan 19 Peraturan Perkumpulan (Perkum), yang salah satunya adalah Perkum tentang Sistem Kaderisasi.

 

Terdapat tiga jenjang kaderisasi yang dibuat PBNU. Pertama, di tingkat dasar disebut PD-PKPNU (Pendidikan Dasar-Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama). Kedua, tingkat menengah disebut P-MKNU atau Pendidikan Menengah Kepemimpinan Nahdlatul Ulama. Dan ketiga, tingkat tinggi yakni Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama atau AKN-NU