Pentingnya Jaga Kesehatan Mental di Tengah Lonjakan Covid-19
Sen, 14 Februari 2022 | 13:30 WIB
Nuriel Shiami Indiraphasa
Kontributor
Jakarta, NU Online
Menjaga kesehatan mental merupakan hal penting, utamanya di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung. Dengan segala perubahan yang terjadi karena virus Covid-19, masyarakat harus pandai mengelola stres dan menyesuaikan diri dengan keadaan. Hal ini karena daya tahan tubuh besar dipengaruhi oleh faktor psikologis.
Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Rumah Sakit YASRI Citra Fitri Agustina menyampaikan, lonjakan kasus Covid-19 di Tanah Air yang terjadi selama beberapa waktu terakhir berpotensi memicu stres. Di situasi saat ini, stres mudah terjadi pada seseorang yang kurang cakap beradaptasi.
āMenjaga kesehatan mental selama pandemi tentu penting. Karena, kemarin kita sudah alami menurunnya kasus, sudah mulai banyak kegiatan tatap muka, sudah mulai fleksibel aturan perjalanan,ā ujarnya saat dihubungi NU Online, Ahad (13/2/2022).
āKemudian terjadi kenaikan kasus kembali, masyarakat kembali adaptasi. untuk yg kurang mampu adaptasi, dapat timbul stres,ā imbuh dr Citra.
Sekretaris Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Periode 2015-2021 ini mengatakan, manajemen stres yang buruk dapat mengganggu produktivitas seseorang. Stres berlebihan dan tidak teratasi bisa menimbulkan rasa gelisah, cemas, tegang, dan waspada berlebihan.
āKonsentrasi jadi berkurang, atau menghambat kita melakukan aktivitas penting. Misalnya, untuk vaksin, kan malah merugikan,ā urainya.
Tips jaga kesehatan mental
Dokter Citra membeberkan beberapa cara mudah yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mental. Antara lain, mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolah raga, istirahat cukup, dan meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan yang disukai.
āUntuk orang tua yang perannya menjadi multipel seperti ngurus anak PJJ, kerja dari rumah, dan mengurus rumah, perlu ada waktu atau kesempatan me time. Dan, pelan-pelan menerima diri sendiri serta kondisi. Kalau terus berpikir ini situasi nggak berujung, nanti kita berakhir dengan mengasihani diri sendiri,ā paparnya.
āMari kita tangkis dengan menghargai diri, bersyukur, dan tentunya tawakal. Jangan lupa untuk tetap terhubung dengan kerabat. Kita perlu ingat, banyak yang peduli kok dengan kita,ā ungkap Dokter Citra.
Terpisah, Ketua Program Studi Psikologi Universitas Nahdlatul Ulama (Unusia) Elmy Bonafita Zahro mengatakan, proses pengelolaan stres secara umum dipengaruhi seberapa besar kontrol terhadap stresor (sumber stres).
Jika sumber stres dapat dikelola dengan baik, lanjut dia, maka permasalahan yang menyebabkan stres dapat segera ditangani (problem focused coping).
āJika stresor tidak bisa kita kontrol, misalnya kondisi pandemi saat ini, maka emotion focused coping dapat kita lakukan, dengan cara melakukan hal-hal yang membuat emosi lebih stabil,ā terang Elmy.Ā
Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Musthofa Asrori
Terpopuler
1
Hasil Sidang Sengketa Pilpres 2024: Seluruh Permohonan Anies-Muhaimin Ditolak MK
2
Ini Profil Delapan Hakim MK yang Putuskan Sengketa Pilpres 2024
3
Apa Itu Dissenting Opinion dan Siapa Saja Hakim yang Pernah Melakukannya?
4
Sidang Putusan MK, Berikut Petitum Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud
5
Lolos Perempat Final Piala Asia U-23, Lawan Berat Menanti Timnas Indonesia
6
Terkait Hasil Pemilu, PBNU Serukan Patuhi Putusan Mahkamah Konstitusi
Terkini
Lihat Semua