Nasional

Pentingnya Mengelola Sudut Pandang dalam Melihat Perbedaan menurut Gus Baha

Sen, 28 Februari 2022 | 09:45 WIB

Pentingnya Mengelola Sudut Pandang dalam Melihat Perbedaan menurut Gus Baha

KH Bahauddin Nursalim atau Gus Baha. (Foto: Istimewa)

Rembang, NU Online 
Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Bahauddin Nursalim (Gus Baha) mengatakan setiap orang memiliki sudut pandang sendiri. Orang lain tidak bisa mendikte hal tesebut.


Oleh karena itu, menurut Gus Baha setiap individu harus bisa mengelola diri ketika terjadi perbedaan cara pandang dalam melihat suatu perkara.


"Pesan Gus Yasin, kita harus bisa mengelola perbedaan dan perbedaan sudut pandangan sehingga kita selalu mendapat nikmat Allah Swt," jelasnya saat ngaji bareng Santri Gayeng Nusantara via zoom, Ahad (27/2/2022).


Dikatakan Gus Baha, ketika manusia bisa mengelola cara pandang ini maka manusia dalam menjalani hidup bisa asyik dan nyaman.


Dikatakan, setiap individu tidak pernah tahu, ketika ia dalam keadaan miskin, kadang dianggap problem karena membebani. Ketika kaya juga dianggap problem karena dikahwatirkan bisa mengalahkan.


Saat seseorang menyampaikan guyon, bagi yang suka dianggap luar biasa dan ceria. Namun, bagi yang tidak senang akan dianggap arogan.


"Kita tidak tahu cara pandang orang lain. Kita diam bagi yang suka kita dianggap pemikir serius. Cuma sama yang tidak senang dianggap cemberut. Kita tidak pernah bisa mengelola pikiran orang lain," imbuh Gus Baha


Gus Baha menjelaskan, perbedaan cara pandang tidak hanya terjadi pada manusia biasa, para nabi pun memiliki perbedaan cara pandan dalam melihat sesuatu.


Jika Nabi Ibrahim, melihat umatnya tidak benar lalu berkata, yang ikut saya biar ikut saya dan yang tidak ikut saya semoga Engkau banyak mengampuni mereka.


Sementara Nabi Isa ubudiyah murni, ketika melihat orang tidak benar ia tidak ambil sikap. Katanya, jika Engkau siksa ya silakan, itu hamba Engkau. Kalau diampuni juga silakan, Engkau punya pertimbangan lebih bijak.


"Cara pandang nabi saja berbeda. Cuma kalau orang saleh yang berbeda tetap baik seperti Nabi Khidir dan Musa. Musa tidak salah, karena ia melihat ada hal tidak sesuai syariat dan menegurnya. Khidir tidak salah karena juga punya pandangan baik," ceritanya.


Guna mengatasi cara pandangan yang berbeda ini, Gus Baha menyebutkan sebuah doa yang sering diajarkan oleh guru-gurunya dan ayahnya sendiri KH Nur Salim ketika bertemu keluarga, teman dan manusia pada umumnya.


Doa tersebut merupakan bagian dari hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Abdullah bis Mas'ud RA.


"Ada doa dari guru dan bapak yang selalu diijazahkan اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا ، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا . Semoga hubungan kita dengan yang lain baik-baik saja dan semua konflik kita dibenahi (diluruskan) oleh Allah," tandasnya.


Kontributor: Syarif Abdurrahman
Editor: Syamsul Arifin