Nasional

Penyesuaian Harga BBM Picu Perubahan Harga Barang di Berbagai Sektor

Kam, 1 September 2022 | 17:18 WIB

Penyesuaian Harga BBM Picu Perubahan Harga Barang di Berbagai Sektor

Penyesuaian Harga BBM Picu Perubahan Harga Barang di Berbagai Sektor. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Praktisi Minyak dan Gas Amrullah Hakim, mengatakan kenaikan harga energi, minyak, batu bara, dan gas sebagai bahan baku untuk industri akan berdampak pada kenaikan harga barang di sejumlah sektor.


Faktor utama penyebab kenaikan harga, lanjut dia, karena beban ongkos transportasi yang meningkat. Hal itu memicu harga barang ikut naik.


“Ditambah dengan naiknya biaya transportasi karena kenaikan BBM, maka harga barang pasti naik,” ungkap Amrullah dalam keterangan, diterima NU Online, Kamis (1/9/2022).


Kendati demikian secara makroekonomi, ia menilai keputusan Bank Indonesia (BI) menaikkan bunga merupakan langkah pengendalian inflasi yang efektif. Hal ini karena inflasi di tingkat produsen saat ini sudah lebih tinggi dibanding di tingkat konsumen.


BI telah menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 3,75 persen per 23 Agustus 2022 lalu. Keputusan kenaikan suku bunga tersebut sebagai langkah mitigasi risiko peningkatan inflasi inti dan ekspektasi inflasi akibat kenaikan bahan bakar minyak (BBM).


Lebih lanjut ia mengatakan, dengan menaikkan suku bunga, BI telah menjaga ekspektasi inflasi. Dengan begitu, tingkat inflasi akan lebih terjaga dan mendukung daya beli masyarakat.


“Jumlah uang yang beredar berkurang, maka inflasi dapat ditekan,” ujar Pengurus Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) itu.


Selain itu, ia juga menilai kebijakan pemerintah menggelontorkan dana sebesar Rp 12,4 triliun untuk penyaluran bantuan langsung tunai (BLT) turut mendorong daya beli masyarakat agar lebih baik. BLT yang disiapkan pemerintah itu merupakan pengalihan subsidi BBM.


“Yang dapat BLT rakyat yang rentan, supaya uang BLT nya dipakai untuk membeli bahan pangan. Bahan pangan ini kemungkinan besar, harganya naik karena BBM naik. Jadi daya beli kebutuhan pangan tercukupi,” jabar Magister Manajemen lulusan Universitas Indonesia (UI) itu.


Mengutip pendapat ekonom sekaligus Menteri Keuangan RI 2013-2014 Chatib Basri, perubahan kebijakan alokasi subsidi tersebut dinilai baik untuk masyarakat rentan, fiskal, dan lingkungan karena akan menekan konsumsi bahan bakar fosil.


Kendati demikian, ia menegaskan penyaluran bantuan tersebut harus menyasar masyarakat yang benar-benar membutuhkan. “BLT ini yang harus terarah, tepat sasaran dengan ditunjang oleh keakuratan data,” pungkas Amrullah.


Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Muhammad Faizin