Nasional

Peradaban Lahir sebagai Pemenuh Kebutuhan Elementer Manusia

Sen, 26 Desember 2022 | 21:30 WIB

Peradaban Lahir sebagai Pemenuh Kebutuhan Elementer Manusia

Halaqah Fiqih Peradaban dengan tema “Membangun Ushul Fiqih Peradaban Baru” di Aula Lantai 8 Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat pada Senin (22/12/2022). (Foto: NU Online/Indi)

Jakarta, NU Online

Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Lakpesdam PBNU), KH Ulil Abshar Abdalla, menjelaskan bahwa peradaban lahir atas dasar pemenuhan kebutuhan manusia paling utama yakni makan.


Hal ini ia sampaikan saat mengisi Halaqah Fiqih Peradaban dengan tema “Membangun Ushul Fiqih Peradaban Baru” di Aula Lantai 8 Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat pada Senin (22/12/2022).


“Peradaban itu lahir karena kebutuhan yang paling elementer dalam diri manusia yaitu makan,” tutur pria yang karib disapa Gus Ulil.


Menurutnya, peradaban adalah suatu wilayah yang mempertemukan berbagai aspek di dalamnya. Mengutip istilah yang digunakan Ibnu Khaldun, Gus Ulil menyampaikan bahwa pemenuhan kebutuhan manusia adalah basis utama manusia membentuk peradaban.


“Yang disebut dengan peradaban kalau pakai istilah Ibnu Khaldun peradaban itu asal usulnya peradaban karena manusia ingin memenuhi kebutuhan pokoknya, yaitu makan,” ungkapnya.


Urusan “perut” yang tampak sepele itu, lanjutnya, tidak bisa ditampik begitu saja. Persoalan itu terlihat sederhana jika mempertimbangkan segelintir orang saja. Namun, ia menyebut akan menjadi cerita lain jika soal pemenuhan makan tersebut dihadapkan dengan jumlah manusia yang banyak.


“Karena manusia pada dasarnya tidak bisa hidup kalau tidak makan. Masalah makan yang sepele ini rumit juga, karena kalau manusia itu hanya satu dua, kebutuhan untuk memenuhi makannya itu sederhana. Kalau Anda berhadapan dengan 1 miliar orang atau 270 juta seperti di Indonesia, itu tidak bisa kalau untuk memenuhi kebutuhan makanan ini tidak ada organisasi,” terangnya.


Karena itu, sambungnya, dimensi peradaban menjadi menarik karena di dalamnya terdapat intersection. Ada pertemuan banyak hal, salah satunya adalah agama. “Sudah pasti karena peradaban dalam Islam itu pondasinya agama,” kata Gus Ulil.


Selain itu, dalam peradaban terdapat unsur yang datang dari luar agama misalnya negara, sebab salah satu dimensi penting dalam peradaban adalah negara.


Ia juga menambahkan bahwa dimensi terpenting dalam peradaban lainnya adalah fiqih siyasah.  Sebuah pedoman tentang bagaimana manusia mengelola kehidupan bersama untuk memenuhi kebutuhan.


“Misalnya, pengelolaan kehidupan publik. Di dalamnya juga ada dimensi lain, hubungan antarbangsa. Bagaimana kita mengelola antarbangsa, antargolongan masyarakat. Apakah kaidah dasar kita dalam berhubungan antarbangsa dengan mengedepankan perang sebagai kaidah dasar atau pendekatan perdamaian,” pungkasnya


Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Muhammad Faizin