Nasional

Perbedaan Pilihan dalam Pemilu Wajar, Jangan Sampai Putus Tali Persaudaraan

Kam, 16 November 2023 | 23:00 WIB

Perbedaan Pilihan dalam Pemilu Wajar, Jangan Sampai Putus Tali Persaudaraan

Kolase capres-cawapres. (Ilustrasi: NU Online/Aceng)

Jakarta, NU Online

Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Rahmat Bagja mengingatkan bahwa wajar jika dalam pemilihan umum (Pemilu) terdapat perbedaan pendapat terkait pilihan. Namun jangan sampai perbedaan pendapat itu malah memutus tali persaudaraan.Ā 
Ā 

ā€œKita sudah melewati berbagai pemilu. Jadi kita punya pengalaman untuk berbeda pendapat. Jadi pemilu sehat itu argumentasinya tetap jalan, namun tidak dengan mengutuk persaudaraan kita sebagai warga bangsa dan warga negara,ā€ ujarnya pada kegiatan bertajuk Lawan Misinformasi untuk Pemilu Sehat pada Kamis (16/11/2023), sebagaimana dilansir situs resmiĀ Bawaslu RI.Ā 


Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa perbedaan pendapat yang kerap terjadi di Pemilu biasanya disebabkan oleh misinformasi yang tersebar di media sosial, terutama ketika misinformasi tersebut sebarkan secara gencar. Menurutnya, hal tersebut bisa dianggap menjadi kebenaran. Ia menegaskan bahwa melawan misinformasi merupakan tugas bersama.


ā€œOleh sebab itu melawan misinformasi adalah tugas kita bersama saat ini. Karena misinformasi ini akan menghancurkan toleransi dan kebijaksanaan kita sebagai manusia,ā€ pungkasnya.Ā 


Sementara itu, Anggota Bawaslu Herwyn Malonda berharap generasi muda dapat memberi informasi awal kepada Bawaslu apabila menemukan dugaan pelanggaran pemilu di sekitarnya. Menurutnya, hal tersebut dapat membantu Bawaslu untuk mengawasi secara menyeluruh.


"Saya berharap, kaum muda bisa jadi informasi apabila menemukan pelanggaran pemilu dan kemudian dilaporkan kepada Bawaslu," ujarnya Herwyn dalam Sosialisasi Pengawas Pemilu Partisipatif, di Kantor Bawaslu Kota Jakarta Timur, Rabu (15/11/2023) dilansir dari situs resmiĀ Bawaslu RI.


Ia menjelaskan bahwa generasi muda dapat bekerjasama dengan Bawaslu dalam melakukan pengawasan pemilu. Ia mencontohkan, kaum muda biasanya memiliki perkumpulan atau komunitas yang luas, di situ, kaum muda bisa terlibat mengawasi aktivitas peserta pemilu dalam tahapan pemilu.


"Pelanggaran bisa terjadi karena adanya kesempatan. Kesempatan terjadi biasanya terjadi karena tidak ada orang yang mengawasi. Nah, kaum muda dengan lingkungan pergaulannya, bisa membantu Bawaslu mengawasi pemilu," tegasnya.


Herwyn meminta kaum muda untuk tidak pasif dalam menyikapi hal yang berkaitan dengan kepemiluan. Sebab kaum muda, dengan jumlah bonus demografi yang besar pada Pemilu 2024, sangat berperan penting menentukan kualitas demokrasi.