Nasional

Pergunu Imbau Pengawas Pendidikan Dikuatkan, Bukan Dihilangkan

Jum, 8 November 2019 | 15:45 WIB

Pergunu Imbau Pengawas Pendidikan Dikuatkan, Bukan Dihilangkan

Wakil Ketua Pergunu Aris Adi Leksono (Foto: NU Online)

Jakarta, NU Online
Wacana pengalihan pengawas pendidikan menjadi guru, dinilai Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama akan menambah problem pendidikan. Hal itu dikarenakan pendidikan di sekolah masih membutuhkan external quality control.  
 
Aris Adi Leksono, Wakil Ketua PP Pergunu saat acara Focus Grup Discussion (FGD) tentang Problematika Pendidikan Indonesia, di Jakarta Kamis (6/11) menyatakan Pergunu tidak sependapat jika pengawas sekolah dialihfungsikan menajadi guru, karena itu akan menjadi problem baru dunia pendidikan.
 
"Aktivitas pendidikan di sekolah masih sangat butuh untuk diawasi dalam rangka menjamin penerapan standar nasional pendidikan, dan mewujudakan budaya mutu di satuan pendidikan," papar Aris.

Aris yang juga Dosen Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) ini berpendapat peran pengawas pendidikan justru harus dikuatkan. Dengan cara peningkatan kompetensi akademik dan nonakademik, sehingga dapat menjalankan fungsi pengawasan dengan baik, sesuai perkembangan masyarakat pembelajar. Pengawas harus mampu menciptakan budaya belajar untuk budaya mutu di sekolah dan lingkungannya.
 
"Pengawas justru harus medapatkan penguatan kapasitas, dari segi kompetensi, metode evaluasi, teknis tindak lanjut, inovasi, untuk mewujudkan budaya mutu di lingkungan sekolah. Warga sekolah harus diawasi sehingga ada kendali atas aktivitas pelayanan pembelajaran, baik secara akademik maupun kelembagaan," Aris menerangkan.

Lebih lanjut, Aris menegaskan bahawa persoalan kekurangan guru adalah masalah serius yang harus dipenuhi, tapi dengan mekanisme yang tepat, bukan dengan menarik pengawas menajadi guru. Karena Implematasi tahapan manajemen pendidikan, evaluasi sangat penting untuk mengukur ketercapaian standar layanan, dan memberikan umpan balik untuk hasil yang lebih baik. Kekurangan guru, jika tidak mau menjadi beban anggaran negara, bisa diatasi dengan pola multisubject teaching, pemerataan sebaran guru, dan lainnya.

"Betul kita kurang guru, tapi penyelesaiannya juga harus tepat, misalnya dengan penerapan sistem multisubject teaching, pemerataan sebaran, dan lainnya. Pengawas tetap dibutuhkan sebagai bentuk implentasi manajeman pendidikan yang baik dan benar, fungsi evaluasi dan umpan balik dibutuhkan sebagai alat pengendali mutu di sekolah. Belum lagi persolan psikologis dan adaptasi. Habis jadi pengawas turun jadi guru, satu persoalan tersendiri harus dipertimbangkan," katanya.
 

Editor: Kendi Setiawan