Nasional

Pergunu Nilai Mendikbud Nadiem Butuh Wamendikbud untuk Pertajam Visi Budaya dan Kearifan Lokal

Kam, 7 November 2019 | 22:30 WIB

Pergunu Nilai Mendikbud Nadiem Butuh Wamendikbud untuk Pertajam Visi Budaya dan Kearifan Lokal

Ketua PP Pergunu, Aris Adi Leksono (kiri) (Foto: PP Pergunu)

Jakarta, NU Online
Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama mengapresiasi visi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nadiem Makarim yang memaparkan 5 Visi Bidang Pendidikan. Lima visi tersebut, di antaranya tentang pendidikan karakter, pemberdayaan teknologi, peningkatan inovasi dan investasi, penciptaan lapangan kerja, dan deregulasi dan debirokratisasi.
 
Menurut Wakil Ketua PP Pergunu, Aris Adi Leksono, visi tersebut masih perlu dipertajam pada aspek wawasan kewilayahan, budaya, dan kearifan lokal. Hal ini sebagaimana tanggapan yang disampaikan Aris di sela-sela Focus Grup Discussion (FGD) tentang Problematikan Pendidikan, yang diadakan oleh PC Pergunu Jakarta Pusat, di SDN 01 Benhil, Jakarta, Rabu (6/11). 
 
Pihaknya, kata Aris, mengapresiasi visi Nadiem sebagai leader pendidikan di Indonesia, yang orientasinya lebih banyak menjawab tantangan revolusi industri 4.0. Namun, perlu dipahami dunia pendidikan kita juga harus memerhatikan kondisi dan potensi kewilayahan Indonesia.
 
"Melihat Indonesia tidak cukup dengan barometer masyarakat kota, kondisi kemapanan, fasilitas ke-negeri-an, tapi juga melihat daerah-daerah terluar, terpencil, tertinggal, dan lainnya. Pendidikan juga tidak lepas dari pengembangan budaya dan kearifan lokal Indonesia yang beragam, yang sesungguhnya, jika dikelolah dengan baik akan menjadi potensi yang luar biasa," terang Aris.
 
Lebih lanjut, Aris yang juga merupakan Kepala Pusat Kajian Teknologi dan Lingkungan Intitute KH Abdul Chalim, Mojokerto mengusulkan agar Presiden RI, Jowo Widodo menunjuk Wakil Menteri untuk membantu Nadiem Makarim dalam kerja-kerja memahami kondisi kewilayan, budaya dan kearifan lokal.
 
Menurutnya, kemajuan global harus direspons dengan cepat, tapi jati diri bangsa harus menjadi dasar setiap kreatifias dan Inovasi. "Jangan sampai budaya dan kearifan global justru tergerus karena tren globalisasi," kata Aris.
 
Dalam konteks usulan siapa dan kreterianya seperti apa, Pergunu yakin Presiden sangat berpengalaman memilih. Jika ingin mendapatkan masukan dari masyarakat, Presiden perlu komunikasi dengan organisasi masyarakat yang sudah memiliki basis akar rumput, budaya, dan kearfian lokal yang kuat, seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan lainnya.
 
 
Editor: Kendi Setiawan