Nasional

Pergunu: Mustahil Pendidikan Agama Dihilangkan dari Sekolah

Sab, 6 Juli 2019 | 14:45 WIB

Pergunu: Mustahil Pendidikan Agama Dihilangkan dari Sekolah

Waketum Pergunu Aris Adi Leksono.

Jakarta, NU Online
Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PP Pergunu), Aris Adi Leksono mengatakan munculnya opini akan dihilangkannya pendidikan agama dari sekolah yang kembali mencuat sebagai hal kontrakdiktif dengan kultur masyarakat Indonesia.

"Opini ini kontradiktif dengan kultur masyarakat Indonesia, yang dalam kehidupan sehari-hari syarat dengan nilai agama," kata Aris, Sabtu (6/7) malam di Jakarta. 

Aris menganggap bahwa opini itu mustahil diterapkan di Indonesia. Karena sejarah mencatat bahwa Indonesia lahir tidak lepas dari nilai agama. Hal itu bisa dilihat dari dasar negara Indonesia. Dalam Pancasila nilai agama menjadi dasar pertama dalam penyelenggaraan Negara. 

"Pendapat menghilangkan pendidikan agama di sekolah itu mustahil dilaksanakan. Negara ini lahir dari para tokoh agama, tentu nilai agama menjadi dasar utama dalam penyelenggaraan Negara. Dalam Pancasila misalnya, jelas sila yang pertama secara subtansi mengisyaratkan nilai agama menjadi dasar dalam berbangsa dan bernegara," terang pria yang juga dosen Pendidikan Agama Islam (PAI) di Universitas Nahdlatul Ulama Indoensia (Unusia).

Lebih lanjut, mantan Ketua PW Pergunu DKI Jakarta ini menuturkan bahwa salah besar kalau pendidikan agama menjadi pemicu lahirnya gerakan intoleran yang memicu gerakan radikalisme dan ekstremisme. Ideologi intoleran justru lahir dari pemahaman agama yang dangkal, tanpa ada bimbingan guru. Maka wajib pendidikan agama ada di sekolah, sehingga mampu memberikan pemahaman yang komprehensif terhadap nilai agama. Karena pada dasarnya tidak satu pun nilai agama yang mengajarkan intoleransi apalagi radikalisme dan ekstrimisme.

"Sejatinya semakin paham agama, harusnya semakin arif dan bijaksana. Karena orang beragama dengan baik, pasti menumbuhkan rasa kemanusiaan. Maka pendidikan agama harus diajarkan di sekolah secara utuh dan mendalam, sehingga benar dalam pemahamannya dan pengamalannya," tandas Aris. 

Menurut Aris pendapat atau opini tersebut tidak perlu ditanggapi berlebihan, karena justru akan menimbulkan kegaduhan di masyakat. "Jika pendidikan agama dihilangkan dari sekolah, Pergunu siap berdiri di barisan terdepan untuk menolaknya dan tetap istiqomah menjaga pendidikan agama terus diterapkan di sekolah," tegasnya. (Red: Kendi Setiawan)