Nasional

Perguruan Tinggi Islam Punya Mandat Cetak Masa Depan Bangsa

NU Online  ·  Ahad, 16 Oktober 2016 | 21:00 WIB

Surabaya, NU Online
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI, Kamaruddin Amin, menyatakan bahwa perguruan tinggi Islam mempunyai mandat dari negara untuk melaksanakan tugas yang di share sama dengan perguruan tinggi lain di bawah Kemenag. Hal ini adalah untuk meningkatkan daya saing bangsa.

"Perlu diketahui bersama bahwa perguruan tinggi Indonesia masih di bawah Malaysia, Thailand dan Filipina. 75 persen anak Indonesia tidak mempunyai kesempatan belajar di perguruan tinggi. Maka ini merupakan salah satu amanah yang diberikan kepada perguruan tinggi untuk mencetak masa depan Indonesia. Indonesia memiliki potensi, mereka (generasi bangsa) yang akan menentukan Indonesia ke depan," kata Kamarudin disela-sela acara rapat terbuka senat IAI Al-Khoziny dalam rangka wisuda sarjana dan pasca sarjana di gedung DBL Surabaya, Ahad (16/10).

Selain melaksanakan, perguruan tinggi juga harus mempertahankan, menjaga dan merawat Indonesia. Pasalnya, Indonesia adalah negara yang paling plural. Indonesia memiliki perbedaan budaya, suku dan bahasa. Indonesia memiliki kualitas yang paling besar.

"Indonesia yang sesungguhnya memiliki potensi konflik yang begitu dahsyat karena perbedaan tadi. Tugas kita adalah merawat Indonesia yang keras dan plural menjadi Indonesia tetap damai dan tentram untuk masa yang akan datang," ujarnya.

Menurutnya, Islam Indonesia adalah Islam demokratis. Indonesia adalah negara yang sangat damai padahal mempunyai potensi konflik yang paling besar. Indonesia berhasil merawat Islam yang sangat besar. Hal itu yang harus dirawat, dipertahankan dan dijaga oleh generasi bangsa. Nilai ke-Islaman menjadi pengawalan, bagaimana pengetahuan yang dimiliki dapat di transportasi menjadi sikap dan perilaku akhlak yang dimiliki.

"Tugas di atas bila dilakukan akan menjadi manusia sempurna. Dan ini harus dilaksanakan oleh perguruan tinggi karena sebagai sebuah lembaga mendapatkan amanah dari Allah dan negara untuk terus menjaga sikap dan perilaku generasi anak bangsa. Sarjana yang tawadhu, itulah yang diharapkan dari sarjana Islam," tutupnya.

Sementara itu, Rektor Institut Agama Islam (IAI) Al-Khoziny Buduran Sidoarjo, KH Asep Syarifuddin Chalim mengatakan, jangan menjadi wisuda wan dan wisuda wati yang mudah puas. Kiai Asep berharap, para mahasiswa IAI Al-Khoziny bisa melanjutkan S2.

"Ketika kuliah di pasca sarjana S2 Al-Khoziny. Seorang pemuda harus mempunyai cita-cita yang tinggi. Bagi mereka yang menuntut ilmu akan ditempatkan di tempat yang paling mulia dan mudah-mudahan syafaat itu diberikan kepada mahasiswa yang wisuda tahun ini," harap Ketua Pergunu Pusat itu. (Moh Kholidun/Fathoni)