Nasional

Perjuangan Tokoh-tokoh NU Harus Gencar Ditulis Menjadi Sejarah

Kam, 2 Juli 2020 | 15:30 WIB

Perjuangan Tokoh-tokoh NU Harus Gencar Ditulis Menjadi Sejarah

Suasana Haul ke-49 KH Abdul Wahab Hasbullah di Masjid Jami Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. (Foto: Istimewa)

Jombang, NU Online
Gubenur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa meminta kalangan nahdliyin aktif menulis sejarah peran para kiai-kiai Nahdlatul Ulama (NU) dalam memperjuangkan berdirinya bangsa Indonesia.


"Sejarah NU tidak akan ditulis orang luar NU secara komprehensif. Banyak yang menafikan peran NU dalam sejarah panjang Indonesia," katanya saat menghadiri haul ke-49 KH A Wahab Hasbullah di Masjid Jami Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang, Kamis (2/7). 


Menurut Khofifah, masalah ini harus menjadi perhatian khusus pimpinan NU. Umumnya, pikiran pimpinan NU menerebos massa.


Dalam catatan Khofifah, suatu hari ibu kandung Gus Dur bernama Hj Sholichah pernah mengikuti peringatan hari pahlawan. Namun dalam forum tersebut tidak dibahas peran tokoh kiai NU. Akhirnya Nyai Sholichah memerintahkan Gus Dur untuk mengumpulkan catatan peran-peran tokoh NU dalam mendirikan bangsa Indonesia.


"Kita tahu perjuangan tokoh NU luar biasa. Sayangnya, banyak sejarah NU yang dilupakan makanya harus ada yang menulis," tambah Khofifah.


Sebagai Gubenur Jawa Timur, ia mendapat laporan dari TNI dan Polri bahwa Ansor di suatu daerah itu Ansor kuat dan aktif, maka suasana masyarakat modern dan damai. Ini bagi Khofifah sebuah catatan yang penting.


"Seluruh santri yang merasa penerus perjuangan Kiai Wahab, maka saudara adalah juru bicara, bahwa NU sebagai penyebar damai dengan membawa pikiran-pikiran besar KH Wahab Hasbullah. Santri sudah ada di menteri dan duta besar, saatnya juga bisa menulis sejarah," tegas Khofifah.


Sementara itu, Menteri Ketenagakerjaan RI Ida Fauziah mengatakan dirinya menjadikan KH A Wahab Hasbullah sebagai sosok teladan untuk menyebarkan kebaikan untuk semua. 


"Mbah Wahab kiai yang paripurna. pengasuh, politikus, dan pejuang. Kontribusi beliau dengan bangsa ini tidak kecil seperti memperkuat ekonomi, nasionalisme, dan intelektual," tandas alumni Pesantren Bahrul Ulum ini.


Kontributor: Syarif Abdurrahman
Editor: Syamsul Arifin