Nasional

Perkembangan Ilmu Pengetahuan Ditunjang Politik-Ekonomi Stabil

NU Online  ·  Ahad, 16 November 2014 | 12:03 WIB

Jakarta, NU Online
Ilmu pengetahuan dapat berkembang dengan pesat jika kondisi politik dan ekonomi sebuah negara dalam keadaan baik dan stabil. Begitu sebaliknya kondisi politik ekonomi yang tidak stabil akan menunjang ilmu pengetahuan cenderung menjadi stagnan.
<>
Demikian disampaikan oleh Dr. Ahmad Fudhaili di hadapan para mahasiswa Pascasarjana Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Jakarta, Sabtu (15/11).

Menurut dia, ilmu pengetahuan Islam itu berkembang pesat pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz dan Harun Arrasyid, sebab kondisi politik dan ekonomi pada saat itu sedang stabil. “Coba lihat pada masa khalifah Abu Bakar, Umar, Usman, Ali, Muawiyah, ilmu belum bisa berkembang pesat sebab kondisi politik saat itu belum stabil konflik dimana-mana," tukasnya

Fudhaili melanjutkan, ilmu pengetahuan di Indonesia belum bisa berkembang karena kondisi politik dan ekonominya masih belum stabil. "Di kita (Indonesia) masih sibuk ngurusi perut, bagaimana ilmu pengetahuan dapat berkembang. Pilih mana dalam waktu yang sama, ngajar dibayar seratus ribu misalnya, disana ada bisnis dapat satu juta? Akhirnya kan ngajar ditinggalkan," tambahnya

Selain soal ekonomi, kondisi politik di Indonesia masih terlihat kegaduhan-kegaduhan, sehinga berimbas pada mandeknya program untuk ilmu pengetahuan sebab disibukkan dengan hal-hal semacam itu.

Fudhaili yang juga dosen Ilmu Hadits ini juga merasa miris karena ilmu Hadits kurang mendapat perhatian dari pemerintah, padahal hadits adalah sumber hukum kedua dalam Islam setelah Al-Quran.

"Ini terjadi karena ada stigma negatif bahwa lulusan ilmu hadits masa depannya gak jelas, nanti setelah lulus mau jadi apa," ujarnya

Menurutnya, diantara solusi untuk memberi perhatian pada ilmu hadits adalah dengan cara meningkatkan stabilitas politik dan ekonomi, sebab  ilmu pengetahuan (termasuk ilmu hadits) di Indonesia bisa maju jika ditunjang dengan kondisi politik dan ekonominya maju. (Aiz Luthfi/Abdullah Alawi)