Pekalongan, NU Online
Rais Aam Idarah Aliyyah Jamiyyah Ahlith Thariqah al Mu’tabarah an Nahdliyyah (Jatman), Habib Luthfi bin Yahya berpesan kepada seseorang yang bertarekat agar tidak main-main atau asal-asalan.
Karena itu, orang yang bertarekat harus memantapkan niat untuk menata hati.
"Jangan sampai kita berbaiat kepada dua thariqah (tarekat). Artinya, kita berguru kepada dua mursyid, sehingga menjadikan dualisme. Jika demikian, maka kita harus menetap pada thariqah yang pertama," kata Habib Luthfi.
Mengisi tausiyah sebelum pembaiatan Muslimat Watonah Kota Pekalongan, Ahad (15/3) di Kanzus Shalawat, Habib Luthfi mengatakan jika orang berbaiat kepada dua tarekat maka tarekat yang kedua hanya dijadikan untuk tabarukan saja.
Pembaiatan jamaah Muslimat Watonah diikuti ratusan orang. Muslimat Watonah sendiri berbaiat kepada Tarekat Syadziliyyah.
Kegiatan pembaiatan ini dilaksanakan di akhir pengajian rutin Muslimat Watonah Kota Pekalongan. Pembaiatan berlangsung khidmat di akhir acara dan ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Habib Luthfi bin Yahya.
Sebelumnya pengajian rutin ini diawali dengan pembacaan Ratibul Athas, pengajian kitab Safinatun Najah.
Ketua Muslimat Watonah Kota Pekalongan, Ibu Nyai Zahro menuturkan bahwa pembaiatan ini sebagai bukti sahnya Muslimat Watonah Kota Pekalongan dalam bertarekat.
Ia juga menambahkan, agar jamaah Muslimat Watonah paskapembaiatan ini lebih bisa menata hatinya dan memperbanyak dzikir kepada Allah SWT.
Senada dengan Ketua Muslimat Watonah Kota Pekalongan, Habib Abu Hasyim Basyaiban dalam mauidzah khasanah menyampaikan bahwa jika setelah dibaiat hati masih terasa sumpek (tidak tenang) maka harus memperbanyak dzikir, menjauhi hal-hal maksiat, serta menata hati dengan mengaji.
Rencananya setelah pembaiatan ini, pengajian rutin Muslimat Watonah Kota Pekalongan akan dilaksanakan secara bergilir, yakni dari satu kecamatan ke kecamatan yang lainnya.
Kontributor: Vika Inayati
Editor: Kendi Setiawan