Jakarta, NU Online
Staf Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Hari Budiman memberikan sambutan pada pembukaan Rakernas Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), Jumat (23/12) di Pondok Pesantren Al-Tsaqofah, Jakarta.
Ia membawa pesan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy yang berhalangan hadir.
Dalam kegiatan yang akan berlangsung hingga Ahad (24/12) itu, Hari Budiman menyampaikan pesan Mendikbud di hadapan para peserta Rakernas IPPNU, Santri Pondok Pesantren Al-Tsaqofah dan Seluruh Peserta yang hadir pada pembukaan tersebut.
“Saya atas nama Menter Pendidikan dan Kebudayaan RI menyambut baik dan memberikan apresiasi yang tinggi atas terselenggaranya Rapat Kerja Nasional Ini, yang tentunya diharapkan mampu meraih sukses, sebagaimana yang kita harapkan bersama,” ucap Budiman.
Dia mengatakan, seharusnya merasa bersyukur karena menjadi bagian dari sebuah proses perubahan besar di dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara khususnya bagi organisasi kepemudaan dan para pelaku pendidikan.
Perubahan besar tersebut utamanya dilakukan untuk menghadapi dan mengantisipasi berbagai kemajuan dan tantangan berbagai bidang kehidupan, khususnya tantangan perubahan di era persaingan global yang semakin dinamis,
Salah satu modal utama yang perlu disiapkan ialah sumber daya manusia sebagai kapital intelektual yang mampu diharapkan beradaptasi dan memiliki keunggulan kompetitif di era persaingan tersebut, imbuhnya
Menurutnya, Disinilah letak peran sentral dari setiap organisasi kepemudaan dan juga para pelajar, para mahasiswa untuk menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki daya saing dan karakter yang kuat.
Ia juga menyampaikan bahwa Rakernas IPPNU ini sangat istimewa karena IPPNU merupakan salah satu Organisasi Kepemudaan yang para pelakunya bergerak di ruang pendidikan. IPPNU menyelenggarakan agenda Rakernas ini dalam momentum peringatan ke-88 hari ibu.
Makna peringatan hari ibu tersebut mencerminkan kepedulian dan perjuangan kaum perempuan terhadap bangsa Indonesia. Hari ibu menandai momen penting dalam sejarah kebangsaan kita, 22 desember 1928 para perempuan dari berbagai wilayah Indonesia berkumpul untuk menyelenggarakan kongres perempuan Indonesia yang pertama, jelasnya
“Usaha mengenang dan memaknai kembali kaum perempuan dalam sejarah kebangsaan kita sangatlah penting apabila kita hendak menggagas revolusi karakter bangsa dan menginginkan perubahan mental bangsa Indonesia dari sikap yang individualistik dan intoleran menjadi sikap-sikap positif yang dilandasi semangat gotong royong, kesetiakawanan sosial, serta penghargaan pada keberagaman pada ekspresi budaya,” jelas Budiman. (Anty Husnawati/Fathoni)