Nasional

Pesantren Annuqayah Sumenep Jelaskan terkait Santri Positif Corona

Sen, 22 Juni 2020 | 22:00 WIB

Pesantren Annuqayah Sumenep Jelaskan terkait Santri Positif Corona

Santri Pesantren Annuqayah yang baru datang harus melewati tahapan kesehatan yang ditetapkan pesantren. (Foto: NU Online/Annuqayah)

Sumenep, NU Online
Satuan Tugas atau Satgas Covid-19 Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-guluk, Sumenep, Jawa Timur memberikan penjelasan resmi terkait beredarnya kabar santri terpapar virus Corona.

 

“Pertama, kami jelaskan bahwa  jumlah santri yang datang hingga saat ini adalah 1227 orang yang seluruhnya adalah santri lama,” kata KH Abd A’la, Senin (22/6). 

 

Disampaikan Pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah tersebut  bahwa santri gelombang pertama ini adalah dari jenjang pendidikan perguruan tinggi sesuai waktu yang sudah dijadwalkan. Mereka dibagi menjadi beberapa tahap. Yaitu pada Sabtu hingga Senin (6-8/6) untuk pengurus pesantren daerah.

 

Pada Rabu (10/6) untuk mahasiswa, dan Kamis (11/6) untuk mahasiswi, serta waktu kedatangan lain yang terkoordinasi dan atau telah diotorisasi oleh Satgas Covid-19 pesantren setempat.

 

“Seluruh santri yang datang mengikuti protokol standar di dalam pencegahan penyebaran Covid-19 yang dilaksanakan dan dikawal bersama,” jelas putra almaghfurlah KH Ahmad Basyir AS tersebut. Tim yang terlibat adalah Satgas Covid-19, Ponkestren, Puskesmas Guluk-guluk, dan dibantu oleh satuan pengamanan dari Kamtib, anggota TNI-Polri, Pramuka, Barisan Ansor Serbaguna (Banser), dan anggota perguruan silat pesantren setempat, lanjutnya. 

 

“Tentang status santri setelah kedatangan tahap pertama, bisa dijelaskan sebagai berikut,” terang kiai yang juga Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur ini.

 

Pertama, ada santriwati berusia 20 tahun asal Kota Surabaya yang datang pada 11 Juni sekira pukul 16.30 WIB. Yang bersangkutan terlambat dari jadwal seharusnya di mana kedatangan santri lama dibatasi hingga pukul 15.00 WIB.

 

“Santri ini diantar seorang pengemudi dari pihak keluarga dan diketahui membawa surat keterangan sehat yang sudah lewat masa berlakunya dan tidak membawa surat keterangan sehat atau hasil tes lainnya,” kata mantan Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tersebut. Yang bersangkutan segera ditangani pihak Puskesmas dan satuan terkait untuk mendapatkan penanganan, yaitu karantina dan juga rapid test Covid-19. 

 

“Hasil rapid test santriwati yang bersangkutan reaktif. Atas hasil tes tersebut, sesuai prosedur penanganan Covid-19, dia mendapatkan pelayanan isolasi oleh pihak Puskesmas Guluk-guluk dengan didampingi oleh petugas Ponkestren Annuqayah,” ungkapnya. 

 

Kemudian, dalam masa isolasi pada Senin (15/6), dilakukan tes Swab kepada yang bersangkutan. Lalu pada Sabtu (20/6), hasil tes Swab menunjukkan bahwa santriwati ini positif alias terkonfirmasi terpapar Covid-19. 

 

“Pada hari yang sama, sesuai persetujuan santriwati yang bersangkutan dan pihak keluarga, isolasi ditingkatkan oleh penanganan Satgas Covid-19 Kabupaten Sumenep di RSU Dr Moh Anwar Sumenep,” jelasnya. 

 

Perkembangan berikutnya ada santri putra berusia 22 tahun asal Banyuwangi, dengan kedatangan pada Jumat (12/6), terlambat dua hari dari jadwal yang telah ditentukan. 

 

“Yang bersangkutan datang dengan rombongan berjumlah 7 orang tanpa terkoordinasi dengan pihak Satgas maupun pihak pesantren, menggunakan kendaraan sewa berpengemudi,” kata Kiai A'la

 

Seluruhnya membawa surat keterangan sehat yang masih berlaku namun tidak membawa hasil tes Covid-19 sebagaimana ketentuan bagi santri luar pulau Madura. 

 

“Ketujuh santri tersebut mendapatkan penanganan karantina oleh pihak Puskesmas Guluk-guluk dan dilakukan rapid test. Hasil tes santri putra yang bersangkutan reaktif, sementara 6 teman lainnya non-reaktif,” ujar Kiai A'la. 

 

Santri yang bersangkutan bersama rombongan mendapat pelayanan isolasi. Dan pada Senin (15/6), dilakukan tes Swab kemudian pada Sabtu (20/6) dari hasil tes Swab menunjukkan negatif atau tidak terpapar Covid-19. 

 

Komitmen Pesantren

“Pesantren Annuqayah pada masa pandemi Covid-19 telah menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus Corona di lingkungan pesantren,” ungkapnya. 

 

Hal tersebut dilakukan dengan kelengkapan sarana dan penanganan yang terus disupervisi oleh Sagas Covid-19 Kabupaten Sumenep beserta pihak terkait lainnya. 

 

“Masyarakat hendaknya mendukung penerapan protokol ini dan bersama-sama aktif memberikan solusi di dalam menjadikan Sumenep sebagai kabupaten sehat dan bebas Covid-19,” pungkasnya.

 

Sebelumnya ramai diberitakan sejumlah media daring terkait santri Pesantren Annuqayah yang positif Corona. Karenanya, pengasuh merasa perlu memberikan penjelasan terkait masalah ini.  

 

Pewarta: Ibnu Nawawi
Editor: Aryudi AR