Nasional

Populasi Muslim Terbesar Dunia, Indonesia Berpotensi Jadi Pengembang Produk Halal

Sab, 11 Juli 2020 | 01:00 WIB

Populasi Muslim Terbesar Dunia, Indonesia Berpotensi Jadi Pengembang Produk Halal

Halal (ilustrasi)

Jakarta, NU Online
Indonesia memiliki potensi besar sebagai pengembang industri halal dunia. Hal ini didasarkan pada jumlah penduduk Islam di Indonesia yang merupakan terbesar di dunia. Apalagi akibat pandemi Covid-19, permintaan atas produk, semisal obat-obatan alami dan halal hari ini, pertumbuhannya semakin meningkat.


Hal ini diungkapkan Dosen Institut Pertanian Bogor dr Yandra Arkeman dalam acara Webinar Industri Halal bersama SUCOFINDO (Persero), Kamis (9/7) siang.


“Pengembangan industri halal sebenarnya sudah menjadi salah satu fokus pengembangan di Indonesia dengan terbitnya Peraturan Presiden No. 28 tahun 2020 tentang Komite Nasional Ekonomi Keuangan Syariah (KNEKS). Namun Indonesia hari ini hanya menempati urutan kesepuluh dalam industri halal produksi makanan,” kata Yandra.


Saat ini juga lanjutnya, pasar makanan dan minuman halal mengalami peningkatan tajam dengan kesadaran mengonsumi produk halal oleh populasi Muslim dan non-Muslim di seluruh dunia.


“Global Islamic Economy Report (GILER) tahun 2019 melaporkan perekonomian Islam di seluruh dunia bernilai 2,1 triliun dolar AS terjadi pada tahun 2017 dan angka ini diproyeksi akan meningkat menjadi 3 triliun pada tahun 2023. Sedangkan pasar makanan dan minuman halal, baik untuk populasi muslim dan non muslim mencapai 1,3 triliun dengan rincian obat-obatan, kosmetik kategori halal masing-masing sekitar 87 miliar dolar AS dan 61 miliar dolar AS pada 2017,” paparnya.


Untuk mendukung pertumbuhan industri halal tersebut, Yandra bersama timnya merancang sebuah sistem bernama Smart Blockchain yang mendukung sistem ketelusuran untuk membangun industri halal yang tangguh. Hal ini untuk mempermudah konsumen menelusuri riwayat transaksi dan mendeteksi produk halal dengan hitungan detik.


“Smart Blockchain adalah gabungan dari blockchain dan Artificial Intelegence. Blockchain berfungsi untuk mendeteksi transaksinya dan Artificial Intelegence (AL) berfungsi memeriksa kehalalannya termasuk di dalamnya ada identifikasi suhu, zat yang terkandung, dan pembukuan otomatis yang tidak bisa dimanipulasi,” bebernya.


Sementara Direktur Sumber Daya dan Pengembangan Bisnis SUCOFINDO Rozain Bahri Noor mengatakan bahwa tidak ada alasan industri halal Indonesia tidak berkembang pesat. Karena Indonesia menjadi negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia dengan populasi Islam terbesar kesatu.


“Kami sebagai BUMN diberi tanggung jawab membangun kompetensi tersebut dan dipercaya membangun desain industri halal. Selain itu kami juga diberi kepercayaan sebagai lembaga pemeriksa halal,” kata Bahri.


Bahri menambahkan saat ini SUCOFINDO sebagai BUMN sudah berada di langkah yang tepat terus melakukan pengembangan halal market mencapai peringkat satu industri halal di dunia.


“Dengan dukungan semua pihak dan juga Wapres Ma’ruf Amin, bersama wujudkan industri halal Indonesia nomor satu dunia,” tegasnya.


Kontributor: Mochamad Ronji
Editor: Muhammad Faizin