Nasional

Prof Quraish dan Gus Mus Masuk dalam Jajaran Ulama Berpengaruh Dunia

Sel, 2 November 2021 | 09:05 WIB

Prof Quraish dan Gus Mus Masuk dalam Jajaran Ulama Berpengaruh Dunia

Prof Quraish dan Gus Mus Masuk dalam Jejeran Ulama Berpengaruh Dunia. (Foto: Istimewa)

Jakarta, NU Online
Di ajang penghargaan 500 Muslim berpengaruh dunia, nama Profesor Muhammad Quraish Shihab dan KH Ahmad Mustofa Bisri masuk ke dalam kategori tokoh spiritual Islam dan ulama progresif di bidang keilmuan.
 
Mengutip themuslim500.com, penghargaan itu diberikan kepada Prof Quraish berkat kemampuannya mengajarkan metode pembelajaran tafsir Al-Qur'an dengan konteks dan bahasa yang sederhana. 
 
Sosok pakar tafsir Al-Qur'an Indonesia ini merupakan salah satu figur religius yang menjadi panutan banyak orang. Sejak muda, ia sudah meniti karier di bidang pendidikan dan berbagai bidang lain. Menjabat sebagai wakil rektor, dan secara resmi bergabung sebagai tenaga pendidik di IAIN Jakarta mengajar bidang Tafsir dan Ulum Al-Quran di Program S1, S2 dan S3 hingga tahun 1998.
 
Selain itu, dia merupakan penulis banyak buku Islam, termasuk Tafsir Al-Misbah. Menjabat sebagai Menteri Agama RI pada tahun 1998 dan juga sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia sejak tahun 1984. 
 
Kemudian, Profesor kelahiran Rappang, Sulawesi Selatan ini juga pernah menjabat sebagai direktur Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 1992-1998. Dia dianugerahi medali atas prestasinya oleh Perdana Menteri Mesir Mostafa Madbouly pada tahun 2020.
 
Di bidang keilmuan, The Muslim 500 Edisi 2022 juga menobatkan Musytasyar PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus sebagai salah satu Muslim berpengaruh dengan segudang prestasi.
 
Dalam deskripsinya, Gus Mus tersohor sebagai ulama, penyair, novelis, pelukis, dan intelektual Muslim. Kiai yang pernah mengenyam studi di Al Azhar, Kairo, Mesir ini juga mempunyai andil dan pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan sosial dan politik NU selama tiga puluh tahun terakhir. 
 
Peran Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Rembang, Jawa Tengah ini dalam menggabungkan spiritualitas dan ekspresi seni sangat dikagumi di Indonesia, di mana ia dianggap sebagai ikon budaya. 
 
Sering disebut 'Presiden Penyair', ia terkenal karena keberaniannya dalam membela kebebasan seni dan beragama dalam menghadapi serangan radikal. Bahkan beberapa karyanya telah diakui dan dijadikan bacaan wajib di Universitas Hamburg (Jerman).
 
Gus Mus juga telah menerbitkan puluhan judul buku, di antaranya adalah Ohoi, kumpulan puisi balsem (1991,1994), Tadarus (1993), Mutiara-mutiara benjol (1994), Rubaiyat angin dan rumput (1995), Pahlawan dan tikus (1996), Saleh ritual saleh sosial (1995), Bingkisan pengantin (2002). 
 
Terbaru di hari ulang tahunnya, ia meluncurkan buku berjudul Awas Manusia, buku untuk anak-anak yang pernah terbit tahun 1970-an, gubahan M. Ustov Abi Sri yang merupakan nama pena Gus Mus kala itu.
 
Kontributor: Syifa Arrahmah
Editor: Syamsul Arifin