Jakarta, NU Online
Agenda pulang kampung melalui Mudik Berkah Bareng NU adalah mometum dibahagiakan dan membahagiakan. Dibahagiakan, karena para pemudik melalui wasilah panitia dapat merasakan kebahagiaan mudik. Membahagiakan, karena pemudik nantinya membuat gembira keluarga, orangtua dan sanak saudara.
Hal itu dipaparkan Ketua PBNU KH Abdul Manan Abdul Gani sebelum pelepasan Mudik Berkah Bareng NU, di Halaman Gedung PBNU Kramat Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (9/6).
Menurutnya, manusia hidup memang harus saling membahagikan dan memuliakan. Hidup yang saling memuliakan dan dimuliakan dipastikan membawa keberkahan. “Sebagaimana mengutangkan (memberi utang) kamu akan dibayar. Itu rumusnya,” kata Kiai Manan.
Dalam Al-Qur’an disebutkan, perbandingan antara memuliakan akan berdampak pada dimuliakan, seperti jika manusia memiliki rasa syukur atas nikmat. “Satu banding tujuh ratus. Kalau kita menysukuri akan menambah kebahagiaan,” ujarnya.
Oleh karena itu, Kiai Manan meminta para pemudik dapat menjalani mudik dengan tertib, menciptakan suasana bahagia sebahagia mungkin. “Jangan di jalan tidak bahagia,” tambah Kiai Manan.
Selain itu, para pemudik juga jangan salah niat. Tujuan utama mudik adalah bersilaturahim dengan orangtua dan saudara. "Memuliakan orang tua saudara-saudara kita dengan bersilaturahim. Semoga membawa keberkahan baik pemudik dan semua yang ada di kampung halaman," harapnya.
Mudik Berkah Bareng NU 2018 diikuti sekutar tiga ribu pemudik. Terdapat 37 kota tujuan mudik di Jawa Tengah, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Lampung. (Kendi Setiawan)