PWNU DKI: Program Penceramah Bersertifikat Kemenag Pastikan Mutu Dai
Rab, 9 September 2020 | 16:15 WIB
Masyarakat tidak punya cukup alasan untuk menolak program penceramah bersertifikat karena sifatnya yang tidak mengikat.
Alhafiz Kurniawan
Penulis
Jakarta, NU Online
Wakil Katib Syuriyah PWNU DKI Jakarta KH Taufik Damas mengatakan, program penceramah bersertifikat yang diluncurkan Kemenag RI merupakan ikhtiar seharusnya yang dilakukan umat Islam secara umum.
âSebetulnya setiap pribadi muslim pun punya tanggung jawab untuk menjaga Islam dari orang-orang yang tidak kompeten di bidang keislaman. Masak kalian tega melihat penceramah yang ucapan dan sikapnya jauh dari nilai-nilai yang diajarkan oleh Allah dan Rasulullah SAW?â kata Kiai Taufik yang juga lulusan Fakultas Ushuluddin, Universitas Al-Azhar, Kairo, Rabu (9/9) siang.
Ia menambahkan, program penceramah bersertifikat ini tidak diluncurkan tanpa sebab dan latar belakang. Program penceramah bersertifikat merupakan ikhtiar untuk memastikan kompetensi dan muruah penceramah agama.
âArtis tobat, jadi penceramah. Dukun tobat, jadi penceramah. Preman tobat, jadi penceramah. Mau jadi apa agama ini jika diperlakukan semaunya? Tobat itu sangat bagus. Tapi, untuk jadi penceramah, ya harus belajar dulu yang lama. Rendah hati dan sadar diri. Islam itu bukan ajaran main-main,â kata Kiai Taufik.
Ia mengatakan, penceramah perlu memenuhi kriteria dan kompetensi khusus. âRasulullah itu marah terhadap orang yang membuat citra Islam jadi tidak menyenangkan karena disampaikan oleh sembarangan orang.â
Segenap masyarakat, kata Kiai Taufik, seyogianya mendukung program penceramah bersertifikat yang diluncurkan Kemenag. Program Kemenag ini juga sejalan dengan visi dan misi asosiasi ormas Islam Indonesia, Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam melakukan bimbingan, pembinaan, dan pengayoman umat.
âMerujuk pada visi dan misi MUI, seharusnya MUI mendukung program ini karena jelas sejalan dengan visi dan misi MUI, yaitu membimbing, membina dan mengayomi umat Islam,â kata Kiai Taufik.
Menurutnya, unsur masyarakat tidak punya cukup alasan untuk menolak program penceramah bersertifikat karena sifatnya yang tidak mengikat. Sedangkan penolakan umumnya berasal dari salah sebutan yang berkonsekuensi pada salah pemahaman.
âProgram yang direncanakan oleh Kemenag adalah penceramah bersertifikat, bukan sertifikasi penceramah. Keduanya jelas berbeda,â kata Kiai Taufik.
Pewarta: Alhafiz Kurniawan
Editor: Abdullah Alawi
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Pahala Surga bagi Orang yang Bisa Menahan AmarahÂ
2
Aturan Baru dan Tips agar Jamaah Bisa Masuk Pelataran Ka'bah Masjidil Haram
3
Khutbah Jumat: Membangun Bangsa yang Berdaya Saing dengan Ilmu Pengetahuan
4
Refleksi Hari Pendidikan dalam Kitab Adabul Alim wal Mutaallim Karya KH Hasyim Asy'ari
5
Shalat Dhuha secara Berjamaah, Apakah Mendapat Pahala?
6
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Pentinge Pendidikan Agama ing Keluarga
Terkini
Lihat Semua