Nasional

Quraish Shihab: Al-Qur’an Maknai Ukhuwah sebagai Persamaan

Ahad, 6 November 2022 | 21:00 WIB

Quraish Shihab: Al-Qur’an Maknai Ukhuwah sebagai Persamaan

Cendekiawan Muslim Indonesia Prof HM Quraish Shihab. (Foto: YouTube Quraish Shihab)

Jakarta, NU Online
Cendekiawan Muslim Indonesia Prof HM Quraish Shihab menuturkan bahwa Al-Qur’an memaknai ukhuwah adalah persamaan. Oleh karena itu, Allah swt melukiskan orang-orang yang boros sebagai ikhwan as-syaithan atau saudara-saudaranya setan. Artinya memiliki persamaan dengan setan.


“Ukhuwah islamiyah dasarnya adalah persamaan. Begitu banyak persamaan-persamaan itu. Ketika kita berkata dalam Bahasa Melayu atau Bahasa Indonesia, saudara itu maksudnya se-udara. Kita seudara dengan hewan-hewan yang ada di samping kita, bahkan dengan tumbuhan yang ada di samping kita,” tuturnya dalam tayangan YouTube Quraish Shihab berjudul Mengukuhkan Ukhuwah Islamiyyah dilihat NU Online, Ahad (6/11/2022).


“Nabi Muhammad saw mengajarkan ukhuwah islamiyah bermula dengan sesama makhluk. Itu sebabnya, Allah swt berfirman tidak ada satu binatang yang berjalan di muka bumi ini, burung-burung yang terbang di udara, semuanya sama dengan kamu umat-umat yang sama dengan kamu,” sambung Prof Quraish.


Quraish Shihab menuturkan bahwa ukhuwah merupakan persaudaraan yang islami. Artinya bahwa persaudaraan yang diajarkan oleh Islam. Bisa jadi persaudaraan yang diajarkan oleh Islam itu persaudaraan antarbangsa, tidak harus persaudaraan dalam seagama.


“Ada persaudaraan sesama makhluk, ada juga persaudaraan sekemanusiaan. Sayyidina Ali pernah berkata bahwa manusia itu ada dua macam. Yaitu, bisa jadi dia saudaramu seagama dan bisa jadi dia saudaramu sekemanusiaan. Karena itu, saudara kemanusiaan bisa jadi harus didahulukan atas keberagamaan,” tuturnya.


“Saya tidak berkata atas agama, tapi atas keberagamaan. Jika ada seekor anjing yang kehausan dan Anda hanya memiliki air sedikit untuk berwudhu, maka berikanlah anjing itu minum. Karena tidak harus berwudhu dengan air, cukup bertayamum, karena kemanusiaan mendahului keberagamaan,” jelas Prof Quraish.


Penulis Tafsir Al-Misbah itu mengungkapkan bahwa sebagai manusia tidak harus melihat suku bangsanya, partainya, atau pun agamanya. Sebab, semuanya adalah manusia. Karena itu, Al-Qur’an memperkenalkan dua hal dalam konteks kemanusiaan. Ada istilah ikhwanu fiddin (saudara seagama). Ada lagi hanya ikhwanukum (saudara kalian).


“Di dalam Al-Quran, menurut perhitungan saya ada sekitar 86 kali kata saudara dalam berbagai bentuk. Ada yang dinamainya ikhwan, ada yang dinamainya ikhwah. Dua-duanya kita terjemahi saudara,” ungkap Prof Quraish.


“Tetapi, di Al-Qur’an ada yang menggunakan kata ikhwah untuk saudara seketurunan seperti ikhwatu Yusuf yaitu saudaranya Yusuf. Dalam hukum waris disebut ikhwah. Tetapi, ikhwan adalah persamaan, walaupun tidak seketurunan, tidak sebangsa dan sesuku,” pungkasnya.


Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori