Nasional

Quraish Shihab: di Ayat Qur’an tentang Perang Tersimpan Maksud Damai

Sab, 29 Oktober 2022 | 11:00 WIB

Quraish Shihab: di Ayat Qur’an tentang Perang Tersimpan Maksud Damai

Prof HM Quraish Shihab. (Foto: YouTube Quraish Shihab)

Jakarta, NU Online
Al-Qur’an memuat berbagai macam persoalan termasuk tentang perintah untuk berperang. Namun, hal ini tidak semata-mata Islam menyukai peperangan. Cendekiawan Muslim Indonesia Prof HM Quraish Shihab menuturkan bahwa ayat terkait peperangan tidak semata-mata berbicara tentang perang, namun ada pesan perdamaian.


“Contohnya selama 15 tahun Rasulullah saw membimbing umat Islam di Makkah mengajarkan dan mengajak mereka sabar, tabah, dan tidak melawan sampai saat Nabi di Madinah,” paparnya dalam Podcast di YouTube Quraish Shihab dilihat NU Online, Jumat (28/10/2022).


“Pengajaran Nabi itu sangat merasuk di hati sahabat-sahabatnya sehingga ketika ada perintah Allah untuk melakukan peperangan sebagian di antara mereka merasa berat,” sambung Prof Quraish dalam tayangan bertema Ayat-ayat Perang dan Damai itu.


Menurut pengarang Tafsir Al-Misbah itu, di dalam Al-Qur’an ayat yang berbicara bahwa diwajibkan untuk berperang meskipun tidak senang itu bermaksud untuk mencapai kedamaian. Ayat itu berbicara bahwa mereka tidak menyukai peperangan tapi itu dibutuhkan demi kedamaian.


“Meskipun ayat tersebut terlihat membicarakan tentang perang, namun sebenarnya kandungan ayat mengisyaratkan bahwa jiwa umat Islam yang ditempa dan dididik oleh Nabi selalu enggan untuk berperang dan tidak senang kepada peperangan,” tutur Prof Quraish.


“Saya tidak ingin ketika melakukan komparasi hanya mengangkat ayat tentang qital dan salam. Padahal tidak semua qital berarti perang. Tidak juga perdamaian hanya dengan kata salam. Ada qital di dalam Al-Qur’an yang artinya kutukan. Tidak ada pertumpahan darah dan kekerasan,” jelas doktor jebolan Universitas Al-Azhar Kairo Mesir ini.


Prof Quraish menggarisbawahi bahwa peperangan yang dibicarakan dan diizinkan di dalam Al-Qur’an tujuannya adalah perdamaian. Jangan sampai ayat-ayat perdamaian dibandingkan dengan ayat-ayat peperangan. Suatu kesalahan jika beranggapan bahwa ayat-ayat yang berbicara tentang peperangan telah membatalkan ayat yang berbicara tentang kedamaian.


“Kita harus memahami prinsip dasar dari ajaran Islam, yakni mendapatkan kedamaian. Di sisi lain, kalau membandingkan uraian Al-Qur’an tentang kedamaian dan peperangan kita akan menemukan bahwa selama di Makkah sampai awal kehadiran Nabi Muhammad saw di Madinah yang sekitar 15 tahun itu tidak ada ayat yang berkaitan dengan perang,” tandasnya.


Mayoritas ayat bicara damai
Prof Quraish menegaskan bahwa ayat-ayat yang berkaitan dengan perang baru turun setelah Nabi berada di Madinah lebih dari 1 atau 2 tahun. Artinya bahwa 15 tahun dari masa kenabian seluruh wahyu Allah berbicara tentang kedamaian.


“Jangan pernah menduga bahwa ayat yang berbicara tentang perang semata-mata berbicara perang. Al-Qur’an mengandung petunjuk untuk kehidupan manusia di dunia guna meraih kehidupan abadi yang penuh kedamaian dan kenikmatan di akhirat,” ujarnya.


Prof Quraish mengungkapkan bahwa peperangan diizinkan terhadap orang yang memerangi kalian. Jika pun harus berperang, jangan melampuai batas dengan membunuh anak kecil, perempuan, dan orang tua yang tidak terlibat dalam peperangan. Jangan bumihanguskan daratan.


“Dalam konteks kehidupan di dunia banyak tuntunan yang diberikan oleh Al-Qur’an seperti bagaimana hidup bertetangga, hidup dengan orang tua, perkawinan, jual beli yang semuanya itu mengarah untuk mewujudkan perdamaian dari hati dan di dalam kehidupan bermasyarakat,” pungkasnya.


Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori