Nasional

Ragam Tampilan Seni dan Budaya Nusantara oleh Pramuka Mahasiswa di Kemah PTK

NU Online  ·  Jumat, 20 Mei 2016 | 02:02 WIB

Kendari, NU Online
Kidung megah gending Sriwajaya mengalun mengiringi gemulai lima penari di atas panggung dengan tata lampu menawan dan tata suara yang apik. Warna merah tegar dan kilau warna emas menjadi busana indah membungkus tubuh penari yang merupakan mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Radeh Fatah Palembang Sumatera Selatan.  

Seperti dilansir situs kemenag.go.id, Gending Sriwijaya dengan nada-nada pentatoniknya yang indah dan suara soprano penyanyinya adalah lirik lagu tentang cerita kejayaan Nusantara yang mampu menyihir ribuan penonton yang menyaksikan Malam Pentas Seni Perkemahan Wirakarya Perguruan Tinggi Keagamaan (PW PTK) XIII tahun 2016 di Bumi Perkemahan IAIN Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (19/5).

Gending Sriwijaya dengan tarian indahnya menjadi bagian dari penampilan musikalitas dan drama legenda Pulau Kemaro, yaitu kisah rakyat tentang asal muasal pulau Kamaro yang berada di Sungai Musi Palembang, kisah pilu seorang saudagar muda dari negeri China dan Putri Raja Palembang yang berakhir tragis karena cinta mereka yang terbawa mati. Penampilan drama musikalitas peserta PW PTK UIN Palembang ini menjadi salah satu dari 50 PTK lainnya yang setiap malam berunjuk kebolehannya menampilkan seni dan budaya daerahnya masing-masing.

Panggung Malam Pentas Seni ini digelar di dua tempat, yaitu di area Kampus IAIN Kendari dan di Lapangan Desa Morome yang menjadi lokasi program Home Stay Pramuka PTK. Dalam amatan Pinmas, masyarakat sudah memenuhi lapangan sejak usai Maghrib untuk menyaksikan pagelaran budaya mahasiswa PTK. Dipandu oleh Host jenaka dari pelawak dan dua mahasiswa, malam pentas seni menjadi tontona budaya yang menarik bagi masyarakat, salah satunya Wahyu yang malam itu datang beserta isteri dan dua anaknya.

Wahyu yang berprofesi sebagai wiraswasta mengaku terhibur dengan penampilan-penampilan budaya mahasiswa PTK ini. Baginya, malam pentas seni menjadi hiburan istimewa karena bisa mengenal dan menyaksikan lebih dekat tradisi dan budaya daerah lain yang ditampilkan di wilayahnya.

“Penampilan seni budaya peserta pramuka sangat bagus, Saya senang dan bangga dengan kekayaan budaya  kita ini,” ujar Wahyu yang setia setiap malam hadir menikmati hiburan yang ditampilkan peserta PW PTK ini.

Menyusul penampilan drama musikalitas UIN Palembang, tarian indah Gueul juga ditampilkan mahasiswa STAIN Takengon Aceh yang malam itu menampilkan tarian warisan budaya Tanah Gayo disusul dengan membawakan lagu daerah Rege-Rege atau lagu tentang Galau. Tarian ini berkisah tentang legenda nama Gajah Putih di Takengon. Alkisah ada dua orang bersaudara yang sedang menggembala, namun tersesat di sebuah hutan, lalu kakaknya dibunuh pasukan kerajaan, sang kakak kemudian menjelma menjadi gajah putih. Sementara Rege-rege ini seperti dikisahkan Permata Dewi yang memainkan gitar dalam penampilannya menceritakan tentang persahabatan.

“Kami ingin menampiilkan budaya Aceh yang lain selain tarian Saman yang sudah sangat terkenal, Aceh tidak hanya tari Saman tapi ada tradisi dan kekayaaan budaya lainnya juga yang perlu dilestarikan dan diketahui masyarakat,” ujar Yuli mahasiswa Fakultas Tarbiyah semester empat kepada Humas Kemenag yang menemuinya usai mereka tampil.

Selain UIN Palembang dan STAIN Takengon Aceh, malam itu ada tujuh kampus lainnya yang menampilkan khas budaya dan tradisinya masing-masing. Di panggung Malam Pentas Seni berbeda, ribuan masyarakat menyaksikan penampilan budaya pramuka peserta Perkemahan Wirakarya PTK yang dibuka langsung oleh Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin dengan 1500 peserta yang berasal dari 50 perguruang tinggi keagamaan. (Red:Fathoni)